Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Patah Hati: Sebuah Refleksi

6 Juli 2024   17:00 Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:39 181 3
Hampir setiap insan manusia di dunia ini terutama ketika masih muda dan yang sekarang masih mudah, pasti pernah mengalami patah hati - sebuah kondisi emosional yang dialami seseorang ketika hubungan romantis atau perasaan cintanya mengalami kegagalan atau berakhir. Entah itu disebabkan karena putus cinta, pengkhianatan, penolakan atau perpisahan yang tidak diinginkan. Dan biasanya, setiap orang yang  pernah mengalami patah hati tentu akan dibawa pada kesedihan yang mendalam, perasaan kehilangan, kekecewaan, kecemasan, dan bahkan sampai pada gangguan fisik seperti sakit kepala atau gangguan tidur.

Saya sendiri pun pernah mengalami patah hati. Rasa sedih, kecewa dan cemas harus saya telan, bahkan sampai kesulitan dalam menyusun frasa dan kata - kata untuk menggambarkannya. Maka barangkali jika tulisan ini adalah tentang pengalaman pribadi, yang bisa saya bagikan hanyalah sebuah refleksi dengan berkontemplasi pada kisah cinta dan pengalaman patah hati yang pernah dialami oleh seorang filsuf eksistensial, Soren Kierkegaard dengan tunangannya Regina Olsen.

Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855), mungkin tidak hanya dikenal melalui karya - karyanya dalam dunia filsafat, tapi kisah cintanya dengan Regina Olsen juga turut mengenalkan namanya bahkan pada kaum yang awam terhadap filsafat itu sendiri. Bagaimana tidak, kedua insan yang sudah saling mencintai dengan tulus bahkan sudah sampai pada tahap pertunangan harus merasakan bagaimana pedihnya patah hati hanya karena adanya keraguan akan ketidakmampuan dalam diri Kierkegaard untuk membahagiakan Olsen kelak.

Pada salah satu kesempatan, Kierkegaard mengungkapkan keraguannya itu melalui sebuah surat yang cukup menyayat hati; “Agar tidak lebih sering mencobai sesuatu yang bagaimanapun juga harus dilakukan…biarlah hal itu dilakukan. Yang penting, lupakan orang yang menulis surat ini, lupakan lelaki ini, yang meskipun mampu melakukan sesuatu, namun tidak dapat membahagiakan seorang gadis.” 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun