Kami mencintai Barcelona juga sama, tanpa alasan mendasar yang bersifat teknis. Bukan karena prestasi mereka, bukan karena keberadaan bintang-bintang dengan 15 digit nilai transfer. Sebab jika itu semua adalah alasannya maka, sudah pasti kami sudah "bercerai". Sebab sekarang, disana sudah tidak ada para bintang sebagaimana yang kita saksikan pada era kepelatihan Pep Guardiol seperti Lionel Mesi, A. Iniesta, Xavi Hernandes, David Puyol dan pemain bintang lain yang pada masa itu sangat sulit bagi musuh untuk menghentikan mereka. Dan seiring kepergian mereka, menurunya prestasi, serta kesulitan yang dihadapi tim saat ini, seharusnya hilang dan memudar juga kecintaan kami terhadap tim. Namun untungnya, tidaklah demikian. Sebab sekali lagi, kami berdiri sebagai fans bukan karena disana ada siapa, berapa trofi tiap musim, seberapa sering juara, bagaimana keadaan ekonomi club, serta berbagai hal teknis yang tentu saja selalu pasang surut.
Secara khusus kami mencintai Barcelona karena di sana kami menemukan keindahan sepak bola, lewat filosofi permainan klub ini. Dan menurut kami ini bukan hanya sekedar tim, sebagaimana motonya sendiri ( mes que un club), tetapi juga sebuah sumber inspirasi. Mereka telah mengajarkan kami tentang kesetiaan, semangat, dan keindahan dalam sepak bola.
Meski saat ini mereka mungkin tidak sehebat dulu, kami tetap setia. Kecintaan kami kepada Barcelona bukanlah terikat pada kesuksesan atau kejayaan semata, tetapi pada nilai-nilai yang mereka miliki. Dan itulah yang membuat cinta kami kepada klub ini tetap abadi, bahkan di tengah badai dan krisis yang melanda.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Johan Cruyff bahwa sepak bola itu sederhana, tapi memainkan sepak bola yang sederhana itu sangat sulit.