Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Penginapan Rp 20.000 di Malam Satu Suro

14 Oktober 2015   12:05 Diperbarui: 14 Oktober 2015   12:05 124 0

 

 Sore kemarin (10/13/2015), sehabis pulang dari kampus. Saya mendapat info dari kawan-kawan sekelas saya, malam ini akan ada Malam Satu Suro di Pantai ParangTritis. Rencananya saya akan mengajak Lulu, Zakky, dan Yorif seperti biasanya. Untuk pergi berpetulang bersama. Karna hari ini bertepatan dengan Malam Satu Suro dan esok hari adalah hari libur.

Saya pun langsung bertemu Lulu sedang asyik berbincang-bincang di depan kelas. Langsung saja saya ajak dia untuk mengikuti acara tersebut dan untuk sebagai tugas kampus di kelas Jurnalistik dan akan di upload ke Kompasiana.

Dan ternyata Lulu pun sudah diajak untuk kepantai juga oleh kawan-kawan ketika ia duduk di bangku SMP. Tadinya saya pun ingin gabung bersama mereka. Tapi kapasitas mobil yang tidak memungkinkan, saya pun tidak bisa bergabung bersama mereka untuk berangkat ke Parang Tritis. ke tempat ritual itu ada.

Saya pun penasaran sekali dengan Malam Satu Suro ini. Karna saya belum pernah mengikuti langsung selama 4 tahun. Saat saya tinggal di kota pelajar ini untuk menimba ilmu di tanah perantauan.

Saat saya pulang ke rumah untuk istirahat, karna tidak jadi untuk berangkat ke Malam Satu Suro bersama Lulu dan kawan-kawan SMP nya. Ternyata kawan-kawan SMA saya di Kota Yogya sudah menunggu dirumah untuk ikut melihat malam Satu Suro pada hari ini.

Saya pun semangat sekali untuk berangkat, bahagia rasanya. Akhirnya saya hubungi Lulu untuk bertemu langsung disana dan Lulu pun menyutujuinya. Saya dengan Kawan-kawan SMA saya ini pun mengendarai sepeda motor. Benar sekali, dijalan pun sangat ramai untuk kearah Pantai Parang Tritis ini. Kami pun lewat jalan-jalan tikus agar tidak terjebak macet di jalan-jalan utama. Pukul 4 sore kami pun berangkat, dengan lumayan cepat kami pun segara menancap gas agar tidak ketertinggal oleh indahnya matahari terbenam di ufuk barat.

Tetapi tujuan awal kami pun bukan langsung ke pantai Parang Tritis. Pantai depok lah sebagai awal tujuan kami. Karna kawan ketika saya duduk dibangku SMA ini yang bernama Dimas, berencana pula untuk freestyle di pantai bersama adiknya. Dan saya pun di minta tolong mengambil gambarnya ketika action untuk freestyle sambil salto-salto dan menari-nari indah saat di udara.

Ketika sampai di Pantai Depok, saya pun langsung lari saat melihat matahari sudah terlihat kecil sekali menampakkan dirinya. Matahari pun dengan cepat menghilang di ufuk barat sana. Dan saya pun tidak bisa mengabadikan moment Sunset hari ini.

Tak apa lah, saya masih bisa berselfie-selfie ria dengan Go-Pro SJcam 5000+ yang saya miliki bersama kawan-kawan saya ketika SMA dahulu.

Sampai matahari benar-benar terbenam, saya asik bersama Dimas dan adiknya Oji untuk mengambil gambar ketika mereka Action kesekian kalinya untuk freestyle sambil salto-salto kesana kemari dengan indahnya berbackground kan Merah Saga di ufuk barat yang menghasilkan Siluet indah di lensa kamera.

Setelah itu kami pun shalat maghrib dahulu secara berjama’ah di masjid. Setelah itu kami pun langsung menuju ke Pantai Parang Tritis yang tak jauh dari lokasi Pantai Depok ini.

Di tengah perjalanan, kawan saya pun bertanya kepada saya. Sambil menunjuk ke sebuah penginapan yang harganya sangat miring sekali, hanya Dua Puluh Ribu saja?. Lalu saya pun turun dari motor untuk sekedar iseng dan memang sudah berniat, info yang saya dapatkan ini saya akan upload di Kompasiana.

Langsung saja, ada seorang ibu yang mempersilahkan saya masuk dan memastikan kami hanya untuk memarkir kendaraan kami atau untuk menginap di penginapannya.

Saya pun sekedar pura-pura saja akan memesan salah satu kamar agar mendapatkan info dari ibu tersebut. Ibu tersebut langsung berkata kepada saya, hari ini kamar pun berharga 70 ribu semalam untuk kamar mandi di luar. Dan untuk kamar mandi di dalam harganya bisa langsung naik mencapai 100 ribu semalam. Karna bertepatan dengan Malam Satu Suro. Di hari biasa pun penginapan ini hanya 40 ribu semalam untuk kamar yang kamar mandi di luar. Dan 50 ribu untuk kamar mandi di dalam.

Dan saya pun semakin penasaran, dengan harga yang tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan didepan penginapan ini. Ternyata untuk harga 20 ribu ini, harga itu untuk jika kita memesan kamar hanya sebentar saja. Hah? Memesan kamar hanya sebentar?.

Saya pun semakin bingung dengan penjelasan ibu ini. Katanya harga 20 ribu di hari biasa dan saat memesan kamar saat kami lelah sekali dan hanya tidur sebentar. Konyol sekali, ada penginapan seperti ini. Saya pun langsung mengerti, dan benar-benar yakin tempat apa sebenarnya ini.

Tanpa memperpanjang waktu dan sedikit basa basi dengan ibu tersebut. Saya pun pamit untuk keluar dan menghubungi Lulu dia sudah berada dimana.

Dan ternyata Lulu pun baru sampai di Parang Tritis dan memberitahu saya bahwa handphone yang dia bawa pun dalam keadaan kritis. Langsung saja saya hubungi dia, agar kita bertemu di sebuat menumen di Parang Tritis ini.

Beberapa waktu kemudian, tak ada balasan satu pun. Saya pun hampir satu jam menunggu Lulu di monumen ini. Sambil berbincang-bincang dengan kawan saya ketika saya duduk di bangku SMA. Tiba-tiba lulu menghubungi saya, jika dia dan kawan-kawannya ketika SMP. Sudah tidak di lokasi Pantai Parangtritis. Dan ia baru mendapatkan tempat untuk mengecas handphonenya.

Cukup kesal sekali rasanya, dan akhirnya pun saya tidak jadi mengikuti acara Malam Satu Suro pada hari ini tapi tidak saya benar-benar saya sesali karna saya sudah mendapatkan bahan cerita perjalanan saya hari ini di keunikan Penginapan yang super murah di Pantai ParangTritis Yogyakarta.

Sekian..

Salam Kompasiana !!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun