Dalam kunjungannya, Prabowo mengapresiasi atas penerimaannya dalam forum tersebut dan dapat bertemu dengan Cak Nun yang merupakan sahabat lama.
"Cak Nun itu tidak hanya seorang kyai, tapi juga seorang intelektual, cendikiawan yang selalu berpihak pada rakyat," papar Prabowo kepada ratusan jamaah Maiyah.
Dalam perkumpulan tersebut, Prabowo membeberkan beberapa masalah Indonesia terkait kedaulatan bangsa dan kurangnya gizi anak atau stunting.
Seluruh Dunia mengalami kesulitan ekonomi. Prabowo berujar, Indonesia masih sangat bersyukur, meskipun dalam perjuangan yang sulit untuk menstabilkan ekonomi.
"Stunting ini karena banyak dari rakyat yang kurang gizi karena Pemerintah (belum perhatian). Saat ini Pemerintah sedang bekerja sangat keras untuk mengurangi stunting," paparnya.
Sementara terkait kedaulatan negeri, Prabowo mengatakan saat ini pemerintah sedang berjuang untuk berdiri tegak dalam ancaman Eropa yang ingin Indonesia menjual bahan baku terkait nikel secara mentah.
Di samping itu, Cak Nun merespon Prabowo sebagai prajurit yang tidak pernah pensiun. Cak Nun mengatakan bahwa memang prajurit sebagai label seumur hidup dan berjuang untuk bangsa.
Menyambung pernyataan Cak Nun terkait pemimpin Indonesia, Prabowo juga berujar bahwa dirinya tidak mementingkan siapa yang nomor satu dan dua. Ia mengatakan siapapun yang menerima amanah dari rakyat, harus bekerja dan berjuang untuk rakyat.
"Yang penting Indonesia rukun dan bersatu," papar Prabowo.