Menjadi perempuan memang tidak pernah mudah. Beban yang harus ditanggung di kedua pundak seorang perempuan bukan hanya sebatas tentang dirinya melainkan berbagai kombinasi antara ekspektasi, budaya stigmatisasi, patriarkis, dan misoginistik yang mengakar. Dinilai terlalu mementingkan emosi, mudah digoda, menjadi warga kelas dua yang sering kali dipandang sebelah mata adalah pil pahit yang harus ditelan bulat-bulat oleh kaum perempuan. Padahal di dalam dasar negara pun sudah tercantum bahwa keadilan adalah milik semua warga negara tanpa terkecuali.Â