M Wahyu Agani, Alumni Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Stigma terkait orang yang mengikuti suatu organisasi di kampus biasanya disandarkan pada kondisi sistem yang kolot. Tidak jarang terjadinya perpeloncoan di lingkungan organisasi kampus, disebabkan oleh senioritas yang berakhir pada kondisi bullying. Menurut KPAI (Komisi, Perlindungan Anak Indonesia), saat ini kasus bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat. Menurut laman DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sendiri tercatat pada tahun 2022 tercatat 226 kasus bullying. Tapi, berbeda dengan kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Semua kegiatan mahasiswa difungsikan untuk pengembangan minat serta menampung bakat serta denganditunjang dengan sarana dan prasarana yang memumpuni. UMY pada saat ini terus mengembangkan sarana dan prasarananya demi memberikan lingkungan yang nyaman untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya. Organisasi di UMY dibuat dengan asas profesionalitas suatu pekerjaan, ditambah dengan struktur keorganisasian yang dibentuk dengan melihat tugas pokok yang ada dari suatu pekerjaan yang ada. Organisasi yang ada di sana dibuat pada pengembangan mahasiswanya, yang mana bergerak dalam berbagai hal seperti membantu masyarakat dalam bentuk bantuan sosial, pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Pengembangan diri seperti penelitian dan magang bahkan sampai Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Mulai dari lembaga eksekutif mahasiswa atau biasanya dikenal dengan nama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang mana sebelumnya bernama senat mahasiswa, sampai dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Senin (3/6/2022) Himpunan Mahaiswa (HIMA) atau di UMY dikenal sebagai Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (KOMAP) melaksanakan kunjungan ke Panti Asuhan Bina Siwi, kegiatan ini dalam rangka memberikan bantuan sosial serta memberi dukungan moral kepada para teman-teman difabel.
Hal ini juga sesuai dengan visi misi UMY yakni "Menjadi Universitas yang unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk Kemaslahatan umat. Selain daripada itu ada juga program lainnya dalam rangka menghidupkan dan menjaga budaya bangsa, yakni batik serta wayang dalam rangkaian pentas seni dengan audiens dari beberapa universitas serta para seniman dari berbagai sanggar.
Berdasarkan keterangan dari Mas Lejar Hukubun selaku pegiat seni wayang menyatakan bahwa "Tidak gampang untuk mewujudkan atau hanya membuat wayang saja, tapi lebih dari itu, memerlukan suatu proses yang panjang". Disisi lain, pergelaran wayang sendiri atau pelaku seni wayang sudah banyak yang berkurang akan minatnya, maka dari itu KOMAP melalui programnya berupaya dalam mempertahankan budaya bangsa Indonesia berupa wayang ini.
Keaktifan mahasiswa ini terwujud di luar dari proses kelas yakni melalui organisasi. Bahkan pengalaman organisasi ini membawa para mahasiswa bisa magang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Berdasarkan pernyataan sekretaris umum periode 2023-2024 suadari Karista menyatakan bahwa pengalamannya di organisasi membawa dia sampai pada tahap ini. Bahkan satu kelompok yang beranggota pengurus KOMAP bisa lolos dalam pendanaan Pekan Kompetisi Mahasiswa (PKM) bahkan PIMNAS ke-36. Jadi tidak hanya berkontribusi dalam kehidupan sosial saja namun sekaligus dalam meraih prestasi dalam bidang akademik. Dengan mengeksplorasi peran organisasi dalam konteks mencapai tujuan, mengembangkan keterampilan kepemimpinan, dan memperkuat keterhubungan antaranggota, menjadi jelas bahwa organisasi tidak hanya berfungsi sebagai entitas formal untuk mengoordinasikan tugas, tetapi juga sebagai wahana transformasi bagi individu dan kelompok.
Dalam konteks mencapai tujuan, organisasi memberikan kerangka kerja yang jelas dan mendukung untuk mengarahkan upaya bersama menuju hasil yang diinginkan. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, individu memiliki kesempatan untuk belajar bekerja dalam tim, mengelola konflik, dan beradaptasi dengan perubahan situasional, semua keterampilan yang penting dalam mencapai tujuan bersama dalam berbagai aspek kehidupan.
Selain itu, organisasi juga merupakan tempat yang ideal untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Dengan mengambil peran dalam memimpin proyek atau kegiatan, individu dapat belajar tentang pengambilan keputusan, delegasi tanggung jawab, dan memberdayakan anggota tim untuk mencapai hasil terbaik.
Hal ini membentuk dasar yang kuat untuk pertumbuhan kepemimpinan yang efektif, yang sangat diperlukan dalam dunia profesional dan masyarakat secara luas. Selain dari aspek tujuan dan kepemimpinan, organisasi juga memainkan peran penting dalam memperkuat keterhubungan antaranggota.
Melalui interaksi reguler, kolaborasi dalam proyek, dan pengalaman bersama, anggota organisasi dapat membangun hubungan yang kuat, memperluas jaringan sosial, dan mendukung pertumbuhan pribadi serta profesional satu sama lain. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung, mendorong kolaborasi yang produktif, dan memperkuat rasa keterikatan dengan organisasi.
Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa organisasi bukan hanya struktur formal, tetapi juga wahana pembelajaran dan pertumbuhan yang vital bagi individu dan kelompok. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, individu dapat mencapai potensi maksimal mereka, baik secara pribadi maupun profesional, sambil juga menyumbangkan nilai yang signifikan bagi masyarakat secara keseluruhan.