Tenaga dan perhatian Negara menjadi terkuras dan terpecah --- tujuan NKRI untuk mencapai Kesejahteraan dan Kesentausaan kembang-kempis mencemaskan --- antara lain karena Ancaman Terorisme.
67 tahun Merdeka jalan panjang kehidupan Republik ini telah berhasil menghancurkan , beberapa Episode Separatisme dan Ancaman Ideologis --- seperti DI dan TII, Pemberontakan Komunis/PKI, GAM dan ………………. Gagalnya mengelola Propinsi Timor Timur.
Arus ancaman laten separatisme masih berlangsung di propinsi Potensial, seperti Aceh, Riau, Kalimantan, dan di Pulau Papua.Penangkalan separatisme mungkin secaraideologis dan hukum internasional, harusnya sangat potensial pula untuk sukses di-kelola hari demi hari.
Trend Ancaman Terorisme kok makin tajam eskalasinya --- apakah Negara sudah memetakan :
1.Apa Ideologi mereka ?
2.Siapa saja mereka (adakah beberapa Elemen atau Faksi) ?
3.Apa Tujuan Akhir (Objective Strategy) mereka di Indonesia ?
4.Apakah Mereka kekuatan murni di Dalam Negeri atau disponsori Kekuatan Luar Negeri ?
5.Bagaimana “mereka” memelihara Kekuatan Fisik dan Morale mereka ?
DPR dan pemerintah harus menjelaskan ini, agar Kekuatan Rakyat bisa dikerahkan untuk Menangkal dan Mencegah --- pertumbuhan Kekuatan Ancaman ini.
Negara ini harus dilindungi dari bahaya Separatisme, Balkanisasi dan Ketertinggalan --- Terorisme bisa saja adalah alat Kekuatan Asing “memainkan Kartu Remy”, agar Bangsa ini Mandeg; sibuk sendiri dengan Budaya Korupsi, Kemiskinan, Ketakutan dan Kebodohan Budaya Inovatif.
“Persiapan Perang Baratayuda penuh dengan trik dan konspirasi --- tetapi jelas strateginya, Kekuasaan di Astina --- renungkan, untuk menemukan Networking akar Terorisme di Indonesia !”(Perenungan Kroco).
[MWA] (Karikatur Sospol -79)