(1)
Lho JK mendukung Jokowi- Ahok --- ahoy mereka menembus batas.
Panik, Rakyat lebih cerdas dari para penguasa kedele dan Bankir Bank Sentral.
Di Metro TV ada perbincangan pagi --- topik penembakan polisi dan granat meledak di Gladag Solo.
Lho ?Kerjaan siapa ?Penyebabnya belum tahu --- akibatnya polisi yang harus bekerja.
Kata Presiden RI.
Fenomena Jokowi-Ahokleading didukung Masyarakat Jakarte …………… dan menarik perhatian Rakyat Indonesia.
Elite Politik didikan Akademi plus bingung --- teori “captive market” dan ‘operasi intelijen’ yang diajarkan di sana tidak mengena --- Rakyat telah tambah pintar, akibat proses reformasi.
USA melakukan operasi intelijen di seluruh dunia --- Indonesia pun jadi ajang operasi intelijen oleh “Kekuatan Besar” kata Sosiolog dan Pengamat Terorisme.
Sasaran Operasi Intelijen di Indonesia --- primitif, seperti pengerahan “massa bayaran” dalam ajang politik praktis oleh para Partai politik Indonesia.
Sasaran tembaknya hanya --- mengalihkan isu panas “BLBI yang dimainkan oleh Bank Indonesia memanfaatkan situasi krisis moneter yang digulung-gulung menjadi krisis multi-dimensi --- model yang sama dengan alasan krisis finansial 2008, dan perkembangan krisis di 2009 yang bisa menimbulkan kerusakan sistemik perbankan di Indonesia”.
“Blue-print para bankir di BI-lah itu”
Yang untung “Economic Hitman” plus para Koruptor memainkan krisis itu menjadi ajang korupsi besar-besaran………….. prosesnya sepertinya menyelamatkan “perbankan nasional” --- biayanya --- Rakyat Indonesia dan NKRI yang harus membayar Utang Seumur-umur Rp. 600 triliun plus bunga, dalam kasus krisis Moneter 1997-98.
Cicilan dan bunga saja sudah membuat Kesejahteraan Rakyat Indonesia tertunda entah berapa generasi.
Kata Presiden RI biaya mengatasi krisis di Indonesia lebih murah dari biaya“bail-out krisis di Eropa, dalam kasus krisis USA 2008-2009.”
“Iya pula Cik”, kata Orang Melayu di Malaysia………….. “Biaya bail-out di USA dan Eropa ditanggung Sumber Daya seluruh Dunia --- tetapi biaya bail-out di Indonesia dibayar ditanggung oleh Rakyat Indonesia sendiri …………… Inggih --- sendiko dalem…………..”
(2)
Fenomena Jokowi menembus batas --- naik angkot di Cirebon, sebagian besarpenumpang adalah ibu-ibu yang kebingungan akan menyambut Lebaran”.
Naik lagi 2 ibu di Kebon Pring sambil menggendong bayinya --- sesak panas.
“Dapat berapa ikut pembagian Sembako ? kemarin sore aku dapat sekantong sembako dari Haji Ajit …………….. ini mau ke Pasar Minggu ba’da Zuhur pembagian di belakang Pasar , Hajjah Sani’ah……..”
“Nasib kok enggak berubah --- tiap tahun, merayakan Idul Fitri kok ya mengemis dan rayahan saja ………….. , keluhanemak-emak yang mangku anak-anak.
“Pemimpinnya korupsi, menteri katanya pun korupsi, PNS korupsi bagaimana mau Rakyat makmur ………………..”
“Sudah gaji dan tunjangannya besar, ada kesemputan tetap saja korupsi”
“Tahu enggak PBB banyak dikorupsi lho !”
“Pajak Bumi dan Bangunan itu katanya --- paling mudah dikorupsi, ditunda-tunda penyetoran pemungutannya, ‘kan baru satu kasus yang diadili --- yang di Lampung, apa Bengkulu itu “.
“Pemimpin parlente jangan dipercaya --- maling kabeh, Jenderal berbintang banyak yang juga menjadi maling ……………..di mana sekolahnya ya ?”
Dialog simpang siur antara ibu-ibu di samping supir dengan di kabin tambah meriah.
“Mereka sekolah di Akademi, tetapi wataknya bukan setingkat para Pejuang Kemerdekaan --- mereka sudah sejak awal orientasinya :Tahta, Artha mungkin juga Wanita !”, tampaknya perempuan muda yang menyahut itu seorang mahasiswi.
“Ibu RT saya menganjurkan kita kalo milih pemimpin model Jokowi --- Walikota Solo yang akan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta …………….. bersahaja dan menyintai Rakyatnya !”.
“Saya akan memilih model pemimpin seperti Jokowi bukan karena didukung oleh PDI Perjuangan dan Gerindra …………… tetapi Tokoh yang jelas berpihak pada Rakyat. “
“Jangan silau dengan Partai-partai --- partai-partai juga sarang maling, Je !”
“Katanya JK juga dukung Jokowi- Ahok ya ?”
“E ‘e --- pak JK ‘kan yang pertama sekali mengatakan ‘bail-out Bank Century adalah perampokan --- saya lebih percaya JK , karena ia Wakil Presiden waktu itu --- tabir asap pergi ke Pertemuan G-20 itu mah, permainan anak-anak …………..le” , kata-kata itu dari lelaki bergaya Santri yang duduk di pojok kepanasan.
(3)
Rambut gondrong --- ingin dipangkas di Tukang Pangkas “ASGAR” di Landungsari Malang.
“Bos, tadi ada pembagian selebaran di bis pulang mudik bersama --- depannya ada gambar Presiden RI membeberkan kemajuan di Indonesia …………… anehnya tidak satu pun yang mau membaca selebaran itu ……………. Semua pada membuang dengan gemas, berserakkan di lantai bis …………, selebihnya jadi tumpukan di dash-board “
“Kok aneh, kenapa sih ?”
“Rakyat tidak percaya ……………… krisis kepercayaan !”
“Rakyat di Jakarta akan memilih Jokowi-Ahok ketimbang yang lain --- Rakyat sudah muak dengan model Pemimpin narciss, asyik dengan pencitraan dirinya --- partainya semua jadi alat untuk transaksi jabatan, proyek korupsi dan membela para Koruptor……….”
“Tampaknya Rakyat akan beralih pada figur --- Tokoh kerakyatan --- Jokowi-Ahok menang di Jakarta, mudah-mudahan Rakyat di Jawa harus mempelopori memilih Pemimpin Kerakyatan ……….. Rakyat harus cerdas mengamati …………… Saya anak Lambata NTT juga akan berkampanye agar memilih Calon Presiden RI 2014 model Jokowi ……………. Sederhana mantap. “Kata anak muda gaya mahasiswa, asal NTT yang sedang dicukur rambutnya.
[MWA] (Karikatur Sospol-76)