Perekonomian rada demam over-heating gara-gara bingung.
Kroco dan teman-teman sesama Rakyat jelata, lagi mat-matan di Lor Beteng --- semuanya menyatakan terharu menyaksikan wajah Menko atau Menteri, apalagi memandang wajah Presiden RI. Seperti mereka keberatan bobot kerja.
Kalaulah ada Gus Dur mungkin, Guru Bangsa itu hanya meledek :”Gitu aja kok repot !”
“UGM dulu tahun lalu sudah membantu dengan studi yang menyimpulkan --- naikkan harga bertahap, agar jangan mencekik Rakyat --- malah studi pesanan Pemerintah itu dibuang entah ke mana --- salahnya hanya satu. Itu dalam rangka mematangkan time-frame………… “ Kroco lagak sekali memberi penjelasan ala Menteri ESDM --- dengan mulut komat-kamit, menggelikan.
“Cok, kowe jo ngono --- apanya yang matang ?”. Tanya Sontoloyo.
“Time-frame --- tahun lalu belum nyambung dengan time-frame menuju Pemilu 2014. Tahun 2011 ya’ yak’ o mementingkan perhatian terhadap masalah BBM --- apa naikkan harga, apa mengurangi pemakaian, atau persiapan substitusi …………… “ memang Kroco tidak pernah kuliah, tetapi kerjaannya mocok-mocok di Balai Sidang, jadi ia orang pintar mendengar pendapat orang pintar.
“Rancangan APBN itu ‘kan dikerjakan Pemerintah ---lantas bersama-sama DPR RI dikerjakan --- sebagai pelaksanaan fungsi legislatif dan budget DPR. Sudah cantik dijadikan Undang-undang APBN 2012 ………………. Hitung-hitungannya sudah bener semuanya. E alah begitu mulai tahun anggaran --- ribut asumsi dan jumlah Anggaran BBM bersubsidi, data pemakaianlah, salah sasaranlah ---- aneh mengapa Rancangan, jadi Program, kemudian jadi APBN bisa mulus --- kok tiba di-Implementasi malah melenceng ke Salah Sasaran segala………… ?”
“Sek ko sek, memang perlu dikoreksi diotak-atik seperti PPID itu barang kali”, pembicaraan dipotong Mad Kasan yang pernah mencalonkan diri jadi Lurah.
“Miriplah, kalau kenaikan harga BBM dan pengalihan anggaran Subsidi itu di bulan Maret 2012 gol --- bisa dialihkan ke Anggaran Infra struktur dan Balsem,……….. yah dan lain-lainnya-lah --- bagus kali permainan barang ‘tu”.
Heran kakek-kakek pengabdi komitmen itu, bisa tertawa terkekeh-kekeh dengan kalimat Kroco begituan. Menirukan Gaya Orang Medan dia.
“Di sini Balsem itu konon untuk meredam pengaruh kenaikan harga-harga akibat inflasi ---- tetapi politisi progresif tidak setuju --- karena pembagian Balsem itu akan didakwa sebagai “money politics via APBN”.
“’Kan time-framenya sudah matang menjelang tahun 2013-2014 --- bisa dimainkan barang ‘tu seperti akordion, tinggal mencocokkan gelagat”
Tujuh prajurit kraton itu manggut-manggut serentak :”Zort zoon Zort, zeg” , kata Bambang Peyot, prajurit yang telah mengabdi sejak jaman Jepang itu.
[MWA] (Karikatur Sospol -65)