Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Impor Garam, Buah-buahan sampai Kentang --- adalah Instrumen Anti Inflasi?

20 Oktober 2011   23:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42 293 0
Uniknya di Indonesia --- setelah gegeran barang impor yang bisa diproduksi dan dikembangkan di Indonesia, tentu seperti tidak ada yang bertanggungjawab atas impor itu. Lantas ? Siapa importir Garam ? --- Adalah.  Siapa importir beras ? --- adalah; siapa pula yang mengimpor Kentang ? Tentu ada, entah importir entah penyelundupan.  Gula, Barang Kelontong, Barang Elektronik, Tekstil, macam-macam kebutuhan Pasar Indonesia.  Bagus untuk instrument Anti Inflasi. Tetapi siapa yang harus dikorbankan dalam fakta ekonomis ini ? Siapa yang bisa dirugikan ? Tentu Sektor Pertanian dan Sektor Industri yang bisa menghasilkan barang sejenis. Tetapi itu tadi, Indonesia mendapat Instrument Anti Inflasi. Lantas siapa yang dirugikan oleh Tindak Penyelundupan atau Kong kali Kong ?  Tentu Sumber Pendapatan Negara harus berkorban --- pajak, cukai dan bea mungkin tidak terpungut. Lantas ke mana  Capital Inflow dari importasi bisa dikembangkan ?   Tentu  masuk ke Pasar Modal Indonesia "yang terpelihara iklimnya " --- berbunga tinggi dan yield-nya juga tinggi.   Tinggal digoreng dan bumbui dengan rumor, karena dominant dan canggihnya para investor Internasional itu.  Lantas ?    Tunggu saja kalau ada pasar atau trend yang lebih menguntungkan --- namanya juga pengusaha-investor-spekulan Internasional.  Lantas ? Lantasnya --- kalau hot-money dan uang spekulasi itu masih dan makin tentram --- Indonesia untung lagi, Cadangan Devisa bisa mantap, kurs bisa dikendalikan.  Wah ?   Keserakahan mereka terpuaskan. Kan ada Sumber Devisa lain yang mantap --- murah, meriah dan mudah.  Ekspor TKW/TKI. Indonesia Hebat !   Makanya Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus stabil dan terkendali.  Lho ? Sampai kapan trik ini bisa bermanfaat bagi Indonesia ?   Selama Kekuatan Asing bisa  menguasai Sumber Daya Management Indonesia, Pasar Indonesia, dan Kebijakan yang selaras dengan Ideologi "Keserakahan Wallstreet" yang dimainkan oleh Kaum Neo apa pun --- karena keserakahan tidak mengenal Kemerdekaan,  Konstitusi, Batas Negara, Kebangsaan  maupun Jenis Mata Uang.   Maksudnya ? Keserakahan itu suatu filosofi " Melipat-gandakan  Kekayaan" --- hiruk pikuk pasar dan analisisnya, meninabobokkan Politisi, Buruh, Tani dan Nelayan serta Rakyat Kere dengan Utopia Keadilan dan Kemakmuran. Pemerintah dan DPR + DPD perlu memperhatikan Sumber Daya Pasar Domestik --- jangan dijajah Ideologi Asing !   Kasihan Proklamasi Kemerdekaan. [MWA] (EkonomiNet - 29)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun