Sudah banyak pengamat-pengamat politikmemperkirakan Setber Koalisi akan bubar (2012-2013) --- memang tidak efektif sejak awal --- tidak ada urusan dengan sistemyang dianut Indonesia. Presidentil plus.
Tidak efektif karena niat dan langkah-langkah Partai Demokrat dapat dibaca oleh para Ahli Strategi PKS dan Partai Golkar --- seperti main Remi, langkah kartu apapun yang dilempar PD --- yang menarik untung adalah PKS dan Partai Golkar.
Partai Demokrat terseok-seok karena Bendahara Umumnya tertangkap tangan mencuri APBN --- tunggu, serial menjelang 2014 bisa Ikan Besar yang tambun akan digelar, tergantung, bagaimana permainan politik PD menjelang 2014.
Partai Demokrat yang dibina Susilo Bambang Yudhoyono sejak awal telah menjadi gorengan taktis PKS --- skor dirubah oleh permainan Golkar atau PKS. Lihatlah.
Susilo dan kawan-kawan menguasai lapangan, menggiring bola menuju area gawang --- Nazaruddin tertangkap tangan --- Kasus Wisma Atlet. Free-kick --- Prit !
Di Cikeas si Udin didamprat komisi teknik --- koruptor itu akhirnya tertangkap di Carthegena.Kini Angelina Sondakh menunggu giliran penyidikan dan proses hukum menjelang 2014.
PD dan Susilo menggocek bola lagi, digiring dari pojok kiri --- bola diumpankan Susilo ke tengah, di sana ada Kasus Stadion Hambalang --- berputar-putar, melihat kawan koalisi di depan gawang. Ada jebakan off-side, konon Kasus Hambalang akan menjadi kartu mati.
Partai Demokrat dengan pola 2-4-4 coba meningkatkan pertahanan --- bola direbut PKS, bandel itu pemain nomor 8 --- mengajukan 3 studi tentang bagaimana mengelola BBM tanpa bikin susah Rakyat.
Tiga hasil studi PKS mementahkan target Partai Demokrat dan Pembinanya Susilo --- Rencana menaikkan harga BBM bersubsidi dikaunter oleh PKS --- tampak sekali PKS lebih cerdas. PDI- di sayap kanan, melakukan gerak tipu, menerobos ke jantung pertahanan lawan.
Gol !Rakyat , mahasiswa dan pemuda menjadi Supporter aktif --- bendera merah dan macam-macam warna --- mercon, bom asap, gas air mata dan batu beterbangan.
Ala Indonesia !Demokrasi tanpa “dipimpin hikmat kebijaksanaan Permusyawaratan/Perwakilan” ---- Tembak, Tembak !Gooaaal !
Bola diterima Partai Golkar dalam “scrimmage” di depan gawang --- “turun-naik Indonesia Crude Price”dimainkan diruang sempit --- diberi umpan agar dalam perumusan 15 persen dengan perubahan kurun waktu 6 bulan --- PD dan Susilo terjerembab, di depan titik penalty :
1.1 April 2012 rencana Kenaikan Harga BBM bersubsidi --- yang pasti menambah sengsara Rakyat, tidak bisa digoalkan PD dan Susilo. Batal Cak !
2.Strategi Balsem untuk menempel ketat time-frame Kampanye Pemilu Legislatif dan Pilpres --- berantakan.Opsi yang ajukan PKS menggembosi rencana mentah itu --- dengan sigap dirumuskan Partai Golkar, Balsem macet dalam perumusan “dalam 6 bulan berubah dikisaran rata-rata 15 persen”.Cet !
3.Jeda BBM bersubsidi --- eh, bola dimainkan Pertamina awal April 2012 Pertamax naik harga --- kuota dan APBN akan sangat berpengaruh, karena konon mobil mewah juga jadi senang beralih ke Premium bersubsidi. Harga ke-ekonomian Pertamax berapa sih sebenarnya ?
Apa akal Pemerintah ?Tentu bingung dan terbodoh-bodoh --- kalau sampai Harga Minyak Internasional meningkat, mempengaruhiICP minyak mentah Indonesia.
Makanya Pemerintah, dengar itu pendapat PDI-Perjuangan dan Rakyat (demonstran dan tidak) :
1.Berhematlah dalam pembelanjaan Rutin dan Operasi --- bukan hanya mobil mewah dan mobil dinas beralih ke Pertamax --- tetapi para Menteri juga harus turun kelas mobilnya --- tidak pantas bermewah-mewah sementara Rakyat masih berbudaya kemiskinan.
2.Batalkan pembelian pesawat kepresidenan --- mending membuat jembatan penyeberangan anak sekolah di Banten atau di Sanggau (dekat Malaysia).
3.Perintahkan Menkeu --- mengkaji APBN menuju darurat “Pembelanjaan”, karena Balsem tidak perlu dikeluarkan.
4.Berantas Budaya Korupsi --- awasi APBN, jangan ada lagi korupsi sistematis oleh Partai-partai Politik.
Syukur kalau PKS dikeluarkan dari Setber Koalisi --- mungkin juga Partai Golkar menyusul keluar, agar Presiden RI Susilo bisa memerintah dengan jitu, dan Partai Oposisi yang kuat (PDI-Perjuangan, Gerindra, Hanura, PKS, dan Partai Golkar) bersama Rakyat mengawasi implementasi Pembangunandan APBN.
Indonesia bukan saja memerlukan Pemerintahan yang efektif dan bersih --- tetapi yang terpenting fungsi Controlling --- mengawasi APBN dan Aset Negara dengan efektif.
Yakni Partai Oposisi yang kuat dan efektif !
Jangan beri kesempatan Gurita Ciliwung, Cikeas, Ciminmin, Cimanuk, Cibimbindan Cik Min dari Malaysia --- menggerarayangi pembangunan Kota Madiri di Perbatasan --- apa itu proyek Kota Mandiri ?
Hanya Orang Indonesia dan Orang Malaysia di Perbatasan yang tahu ( Kroco).
[MWA] (Karikatur Sospol -53)