Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Setelah Engkau Cemas, Capai - Kecewa (Karikatur)

31 Maret 2012   05:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:13 188 0

Engkau pulang pagi, seperti shift malam atau lembur untuk menambah suap nasi anakmu

Istrimu cemas --- banyak terlihat anak mahasiswa ditaboki, diterjang, ditembaki,

Tidak mati --- Cuma mati sembab, wajah lebam, kulit terkelupas,

Buruh-buruh, engkau kelas pengorban dan yang perlu berkorban

Begitu sejarahnya --- coba engkau sampai akhir hayatmu tidak akan mampu menjawab. Mengapa kamu dan anak-cucumu --- tetap buruh yang memburuh. Kakek-buyutmu itu kini punya cabang silsilah di Suriname dan Kampung Dadap dekat Percut Sungai Tuan.

Suriname jauh --- mungkin wakmu sudah jadi Menteri Keturunan Jawa di Jajahan Belanda itu--- kakek kamu anak dari buyutmu itu --- hari ini cucunya masih menjadi Demonstran, jadi manusia pengorban keringat dan air mata , masih berjuang untuk sesuap nasi --- kamu kuatir pemimpin bangsa ini merampas suap-demi-suap- yang engkau kumpulkan dari remah para :

Kapitalis pembayar pajak

Pajaknya dicuri Birokrat.

Kaum Neo Liberalis yang merasa lebih pintar dari Bung Hatta atau Profesor Mubyarto.

Tanganmu berdarah, Buruh --- mengapa jaketmu kantongnya gembung, bukan batu pak --- ini kitab Undang-undang Dasar1945 Amandemen --- di kulitnya ada Pancasila.

Buruh Engkau pulang ke rumah type 21 berkamar dua --- dapur di luar yang ada pompa tangan.Listrik Dahlan Iskan mati, pompa tangan itu didayung isterimu dengan rusuk dadanya yang kurus --- wanita itu pagi ini bersyukur, bahwa kamu tidak mati di jalan tol di Senayan --- Orang DPR berpesta pora, pertunjukan telah diselesaikan

Buruh

Mahasiswa

Pemuda --- entah macam-macam jabatan, pulang gontai --- kembali mencari remah-remah, Mereka tertawa-tawa terbahak-bahak --- alangkah bodohnya bangsa Indonesia.

Meremehkan kecerdasan para leluhur --- kini hanya mampu bohong membohongi

Akal-akalan dan mengakali --- seperti Gubernur Jenderal mengakali Pangeran Ningratan

Meributkan BBM (sekarang BBM dulu biji kopi dan tanah pindrikan)

tanganmu yang berdarah tersangkut pagar BURT dpr ri --- mereka mempunyai milyaran anggaran perbaikan pagar dan tempat sampah). Uh.

Eja BBN--- Bahan Bakar Nabati

Mengadahlah tapak tangamu yang berdarah --- setelah sembuh kepalkan kembali

Kamu bangsa yang bodoh --- rejekimu hanya BLT, BLSM, Raskin dan meributkan BBM.

Mereka kenyang --- kaum demons tetap lapar !

Alat kamu ototmu yang tipis --- senjata mereka adalah BBM, bom uang yang menggelegar !

[MWA] (Karikatur Sospol -51)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun