Memang unik cara hitung-hitungan Orang Indonesia --- naikkan harga BBM, subsidi BBM dikurangi dan subsidi Pupuk untuk Pertanian dikurangi.
Dialihkan ke mana ? --- ke Anggaran untuk BLT yang dimistik menjadi Bantuan Langsung SementaraMasyarakat. Lha ?
Untuk apa ?Kata yang punya gawe --- untuk menunjang sebahagian Rakyat yang terkena dampak Kenaikan harga BBM. Lho ?
Para Buruh pergi kerja dengan kereta, motor, speda motor, bajaj, kereta roda 3 petani, ojek, mesin generator anti pemadaman PLN, pengusaha UKM industri rumahan, bagaimana ? --- pergi tanya sana, kamu masuk kategori enggak.
Ongkos dan biaya transport naik akibatnya --- gaji tetap, nilainya ditelan inflasi !
Ayo buruh pergi sana ke kantor pos (antri BLSM) atau tanya pak RT , “untuk kompensasi transport anak sekolah”, bilang.
Kamu buruh --- faktor produktif, menggerakkan mesin produksi.
Kamu petani--- faktor produktif
Kamu nelayan --- faktor produktif.
UKM bekerja produktif, daya produktivitasmu terancam diturunkan inflasi.
Dadine piye ? (panik)
BLT dan BLSMkonon untuk meningkatkan Daya Beli Rakyat, karena yang menggerakkan Pertumbuhan Perekonomian ini sebagian oleh Konsumsi Domestik, selama ini.
Memang iya !
Tetapi jangan panik ya --- BLT dan BLSM itu hanya menjadi mangsa Inflasi.
Habis dimakan Inflasi.Hasilnya hanya untuk membiayai Pencitraan melalui APBN !
Menyesalkah kamu ?
Kalaulah penghematan Subsidi BBM dialihkan pada Proyek Padat Karya membangun dan meningkatkan Infra Struktur Produktif --- itu baru cerdas.
Penghematan subsidi BBM dialihkan pada proyek Padat Karya perkotaan --- kotanya indah dan anti banjir. Itu baru cerdas.
Roda perekonomian bergerak produktif.
Hitung-hitungan politikus dengan Rakyat cerdas, memang berlainan Ide-nya.
Produktivitas naik, produksi naik, sisi Penawaran meningkat --- Daya Beli Rakyat terpelihara, rasa Kemakmuran meningkat --- pendapatan meningkat, kesejahteraan meningkat.
Itu Ide cerdas --- Hitung-hitungan Negarawan : “ Idealisme melaksanakan Kesejahteraan Rakyat berdasarkan usaha dan upaya yang bermartabat ……………… “
Fenomena di Indonesia, Politikus yang berkuasa : “Mental Maling sejak rancangan, ke program, sampai di APBN direkayasa untuk dikorupsi !”.
Betul juga si Kroco, tentara Kraton yang bergaji Rp. 15.000,--(Komitmen Pengabdian adalah Kehormatan yang bermartabat).
[MWA] (Ekonominet -47)