Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Joko Ting Ting Terkesan dengan derivatif Gembong-Cilik Mafia Indonesia

4 Februari 2012   04:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:05 137 1

 

Dengan Maskapai Penerbangan dari Changi, petang, ia mendarat, dan mengambil bagasi ---- ia kecewa, kopernya berkunci di setiap kompartemen.Dibongkar maling Indonesia.

 

“Busyet, negeri maling” Di dalam hati ia menertawakan maling Indonesia, karena ia yakin maling itu pasti kecewa pula --- tidak ada barang berharga di situ. Hanya buku-buku bagus tetapi dari kategori berharga murah. Dibeli di toko buku murah meriah, di Dover--- yang penting dapat banyak.

 

Dikerumuni banyak orang --- menawarkan macam-macam jasa dan parfum palsu.Dapat tempat duduk menyempil, di antara dua lelaki Indonesia dan Negro.

 

Yang Indonesia : “Pak kopernya mangap” --- “Enggak apa-apa Orang Indonesia cari kerjaan”, sambil dihadiahi senyum.

 

Yang Negro sambil berdiri beranjak akan pergi, “Fermishi, Indonesia aman --- enaaq untuk cari tha’am. Zuga tingal amaaan-aman”Ia tersenyum, sambil menyongsong wanita model Arab Indonesia dan seorang lagi seperti model versi Indonesia.

 

Terdengar, “ Ya, ini kofernya, bhethuuul --- yang kamu bawwa telah jalan sendiri ke afartemen --- ayo itu mofilnya”,ia menunjuk ke arah tempat parkir (yang sepertinya sudah aman-aman letaknya).

 

Joko Ting Ting mendapat kesan --- bahwa kalau pencurian terhadap koper-koper di lini bagasi bisa dikerjain --- mengapa pula tidak bisa menjadi jalur kegiatan intelijen dan penyelundupan.

 

“Bapak aneh, tiket tidak, parfum tidak, taksi tidak, lantas bapak menanti apa ?” , kata si Indonesia.

 

“Menunggu Bus Damri, pak”

 

“Bapak Intel ya ?”.Profesi yang paling banyak beritanya, yang menyangkut pemerasan oleh Pemalsunya, atau tugas palsunya.

 

[MWA] (Cermin Haiku -12)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun