Itu berita hangat --- akhirnya bertele-tele………. dan hilang. Indonesia menilep Kasus Kriminal, dan mengembangbiakannya. Apa derivatif-nya ?
Bisnis peras memeras meriah --- aparat hukum resmi maupun Birokrasi Gelap.Memeras pemilik rekening atau indikasi perkara.
Bukan hanya bisnis nomor telepon bisa di perjualbelikan dari buku-buku tamu atau daftar pembelian pulsa --- tetapi indikasi tindak korupsi pun marak di pasar gelap, menjadi sasaran operasi gelap kaum kriminal.
Budaya Korupsi Indonesia menurunkan derivatif-kriminalyang blue-print-nya memang gampang.Seperti ecosystem : Alap-alap memangsa kaum koruptor Gendut atau Bayi --- ala Yakuza dan Triad mereka menjadi predator.
Para predator itu bisa seperti zombie-intel mengendap-ngendap melahap mangsanya, bisa seperti drakula-informan atau serse berdialog di ruang tamu; atau benar-benar seperti wartawan-bodrek memaparkan kasus yang bisa mempersulit hidup mangsa.
Di alam nyata itu bisa pula diamati --- para yakuza dengan rumah mentereng dan mobil mewah, tetapi kantor. usahanya dan jabatannya tidak jelas.
Itu adalah kinerja-derivatif Indonesian Economic of Corruption --- hasil hubungan gelap dunia kriminal di dalam Budaya Korupsi.
Lantas Bagaimana Aparat Hukum harus bertindak ?
- Bangun Management Anti Korupsi (Sistem dan SDM-nya)
- Reformasi Birokrasi--- tahap awal siapa saja yang berindikasi tidak disiplin atau kriminal --- langsung dinon-aktifkan (masuk Daftar Redundance). Usut tuntas sampai proses Pengadilan.
- Bersihkan dan Disiplinkan aparat penegak hukumdengan cara yang sama butir 2. dengan vonis pidana 2 kali lipat pidana biasa, kalau perlu sampai hukuman mati.
Bisa jeruk makan jeruk ?Bisa, PresidenRI jangan bentuk Satgas-satgas-an atau mapping pada Gejala Parkinson Law seperti selama ini.Ia cukup memegang kendali pada Kapolri dan Jaksa Agung.
PresidenRI harus meng-enhance Gaya Manajerialnya dengan Leadership Ability-nyasebagi Negarawan --- manfaatkan masa sampai 2014 ………… dan wariskan Sistem dan Prosedur yang bisa dilaksanakan dan dievaluasi.
Budaya Korupsi bukan saja “mengambrugkan jembatan” --- tetapi ia berlaku lebih kejam dari Sistem apapun yang menghisap sesama manusia, tapi juga membentuk Karakter Warganegara yang akan menghancurkan Peradaban Bangsa Nusantara.
Predator yang mempunyai Paradigma ;
- Artati (Uang, demi uang, dan uang lagi --- tidak mengenal bathil dan haram)
- Nistana (menimbulkan Kemelaratan APBN, Sumber Daya, dan Rakyat)
- Jutya (Jaringan Kejahatan melembaga Resmi atau pun Gelap)
Apakah kamu tidak mengerti pesan Kebijaksanaan EyangR. Ng. Ronggowarsito tentang “Zaman Kala Bendu itu ?
[MWA] (Hello Hari Ini – 31)
*) Ilustrasi ex Internet.