Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Inflasi Meningkat Terasa Nyata, Angka Tidak Penting [EkonomiNet – 12]

20 Juli 2011   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32 246 0
Adalah Gubernur BI di depan Rapat Pleno XV   ISEI di Pekanbaru, Riau --- menyatakan, dalam bentuk copy-paste dari Kompas.com : "Ada saatnya infrastruktur yang sudah ada butuh pemeliharaan dan pembangunan yang baru. Jika itu tidak dilakukan, maka orang yang tahu dasar ekonomi pun akan faham bahwa akan terjadi output gap, yakni perbedaan antara pasokan dan permintaan agregat dalam perekonomian," kata Gubernur Bank Indonesia,  Darmin Nasution, yang berbicara sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), di Pekanbaru, Riau, Selasa (19/7/2011), dalam pembukaan Rapat Pleno XV ISEI." "Ini paragraph awalnya : PEKANBARU, KOMPAS.com - Indonesia diperkirakan sudah kewalahan dalam memenuhi sisi permintaan ekonomi, karena tidak diimbangi oleh sisi suplainya. Hal itu terjadi, karena lemahnya infrastruktur nasional. Ini merupakan pertanda adanya tekanan terhadap harga komoditas domestik yang akan berakhir pada kenaikan inflasi." Itu pernyataan Otoritas Moneter, Gubernur BI --- yang mengemukakan : 1. Pemeliharaan Infra Struktur yang telah ada.  ( Katakan buruknya kapasitas yang menurun --- fakta; listrik, air, pelabuhan, alat pengangkutan penyeberangan, sistem yang mampet di semua lini Logistik Nasional,   Sumber Daya Manusia yang kewalahan dan berbudaya koruptif & manipulatif ), pungutan liar, dll ---  itu nyata adalah bersifat cost-push inflation.  Panik enggak kita ? 2.      Pembangunan Infra Struktur baru (?) --- penyerapan APBN rendah;  Induce-investment pun rendah.  Angka ? 3.      Sekarang rasakan oleh setiap orang (kecuali kaum koruptor dan manipulator yang mudah bisa meningkatkan Pendapatannya dalam Arus Economics of Corruption) --- Mereka yang berpendapatan tetap.  Dengan Pola Konsumsi yang tetap, mereka harus menurunkan Standar Konsumsinya --- karena Harga-harga telah naik, baik Barang maupun Jasa Betul Darmin Nasution --- Inflasi ternyata sejak tahun 2010 terus menanjak, dalam segi praxis --- mereka yang berpendapatan tetap, kaum miskin dan Rakyat kebanyakan harus menyesuaikan Konsumsinya.  Seadanya --- dari dulu begitu. Biaya Moneter untuk mengendalikan Inflasi dan Stabilitas (atau Cadangan Devisa) Kurs Mata Uang Rupiah --- IDR. Hanya kaum berduit dan Investor Dalam/Asing yang menikmati Bunga Tinggi  dari Bank Indonesia --- dalam permainan Spekulasi mereka di Pasar modal yang bersifat Porto folio; sungguh mahal, dan itu harus dibayar oleh Rakyat yang berpenghasilan rendah dan tetap. Angka Inflasi ?  Terserah cara anda  membaca dan mempergunakannya !   Angka Statistik adalah Indikator, tetapi Pendapatan, Konsumsi, Saving atau Investment adalah bicara masalah : Kesejahteraan --- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ! [MWA]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun