Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Pendekatan Sufistik Kasus Nazaruddin; Nashruddin Sufi yang Kocak dan Pandir [Features – 35]

9 Juli 2011   05:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49 357 1

Nazaruddin memberi donasi pada Musyawarah Akbar --- maka dia ditawari salah satu jabatan : Ketua Dewan Pembina atau Datuk Bendahara. Tentu semua peserta heran mengapa ia tidak memilih menjadi Ketua Dewan Pembina --- malah ia memilih menjadi Datuk Bendahara. Nazaruddin benar, karena ia pengusaha, darah yang mengalir ditubuhnya adalah pedagang-pelayar yang mampu mengarungi Pantai Barat Sumatera sampai di Yaman, dan kembali lagi ke Gresik di Laut Jawa.

 

 

Dengan waktu cepat ia mengambil “rente” untuk mengisi kembali “Uncang-nya”  ---  berlipat ganda ia memasukkan Dinar dan Ryal ke pundi-pundinya --- tidak lupa ia membuka Rekening Gendut di Temasek, Dubai dan Rawalpindi.

Kenapa  dan Mengapa ?

Seperti juga Nashruddin --- yang selalu membuat skenario yang cerdas untuk menghadapi Dakwaan Sang Penakluk, Timur Leng, alias Tamerlane (1336-1405), Orang Mongol yang menjadi Master-nya.

 

Karena Nazaruddin adalah pengikut Nashruddin --- ia mempunyai kemampuan “Weruh Sadurunge Winarah” --- bahwa semarah-marah Master-nya pasti akan memperdaya dia, seperti kelakuan Tamerlane terhadap Nashrudddin. Dia harus lebih pintar lagi berkelit.

 

Nazaruddin menebar uang ke-mana-mana --- teman, sahabat dan handai tolan senang ---- menyatakan Nazaruddin produktif, cerdas dan handal --- persis si Nashruddin Sang Sufi yang kocak dan pandir itu.

 

Syahdan adalah Hakim dari Negeri Karakose, diperbatasan antara Turki dengan Azerbaydzhan danTurki dengan Persia --- Bahwa Nazaruddin telah disangkakan mempraktekkan suap-menyuap, korupsi dan tilep-menilep. 

Para Menteri, Ningrat dan Sahabat serta Handai Taulan-nya membela mati-matian. Beramai-ramai membuatkan tabir asap.

 

Nashruddin Sang Sufi Kocak dan Pandir, tersenyum ; “ Kamu semua tolol, jadi ketara sekali kalian itu sebenarnya sejenis --- sama-sama pencoleng, le !”

 

Suatu hari Sang Sufi dicegat oleh serombongan anak-anak desa yang baru digoncang gempa --- “Pakcik yang bijak, apa ini benda yang menyerupai uncang duit ini ?  Sebelumnya anak-anak desa Diyarbakir itu telah menanya kepada siapa-siapa --- apa nama benda itu (yang sebenarnya sebelah kaos kaki yang tertinggal dari korban gempa --- Pedagang keliling dari  Istambul).

“Itu sarung kapak anak-anak-ku !”   Bisa saja si Nashruddin menjawab, sambil ia berlalu menuju rumah kerabatnya.

 

Skenario berikutnya.  Nazaruddin dinyatakan hilang --- seantero negeri geger alang ke palang.  Adalah seorang Jaksa mencari tahu ke mana kiranya ia menghilang : “Ncik tahu di mana Nazaruddin kini berada ?”

Dia telah ditelan bumi !”

“Ape maksudnya Ncik, telah mati atau dimatikan ?”

“Telah ditelan bumi --- ia berbahaye !”   Jawab Orang itu --- tak lain Nashruddin Sang Sufi yang Kocak dan Pandir.

 

Nashruddin adalah Tokoh Humoristik Timur Tengah yang kecerdasannya melebihi Abu Nawas ataupun  Ali Koja dari kawasan yang sama ---

Kalau Abu Nawas  tampil di Bagdad semasa Sultan Harun al Rasyid  ( 766-809) --- sementara Ali Koja adalah si Kabayan dari daerah Yaman,  kini Negerinya lagi gonjang ganjing. Sedang Nashruddin masih diperdebatkan apakah ia itu tokoh humor dari Turki, atau Persia, atau malah ada yang mengklaimnya  sebagai  Orang al Qubayyat di daerah Lebanon sekarang…………………., tetapi ada pula mengatakan ia adalah Orang Kurdi,  yang memang terkenal cerdas dan pemberani.

 

Sedang si Nazaruddin adalah tokoh kontemporer dalam khazanah cerita rakyat yang berasal dari Aden, atau Gujarat atau malah Bangla  ……….enggak ngerti, yang pasti dia adalah pengikut Sang Sufi yang Kocak dan Pandir.

Kisah Nashruddin lucu-lucu, mengkritisi penguasa dan masyarakat --- buntut-buntutnya yang terasa pandir bukan saja si Sufi tetapi si pembaca yang menyimpulkan-nya. Cobalah ---  Di situ rahasianya(MWA)

 *)Foto ex Internet

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun