Sultan Yogyakarta mengundurkan diri dari Nasional Demokrat ? Dia rugi, Indonesia rugi --- mungkinkah ia mendapat konsesi dari partai lamanya, Partai Golkar ? Kalau iya, okaylah. Apakah memang Hamengku Bawono X makin surut dari peranan nasionalnya ? Ia hanya akan mewariskan Kesultanan sebatas kompetensi budaya saja --- setelah peranan politik nasionalnya menyurut. Dalam Pemilu 2009 ia telah tidak menjadi vote-getter lagi --- pencalonannya  Pilpres oleh Partai Republikan (?) pun tidak sukses. Dengan mundurnya dia dari Nasdem --- ia makin tidak mendapat tempat di hati Bangsa secara nasional.
Sejarah akan melihat kembali Jasa Sultan Hamengku Buwono IX kepada Generasi ke-3, barangkali --- potensi itu masih ada. Kalau betul Nasional Denokrat akan menjadi partai (di luar adanya Deklarasi Partai Nasdem beberapa waktu yang lalu) --- harus disambut dengan harapan. Indonesia membutuhkan kekuatan politik yang alternatif --- apalagi Rakyat telah melihat dan menyaksikan beberapa tokoh yang mengusung Nasdem, adalah
Demokrat yang mumpuni. Katakanlah seperti Siswono Yudohusodho, Surya Paloh, dan sejumlah tokoh muda --- sampai dengan 2014. Rakyat perlu memperhatikan dan mengawasi tindak-tanduk Nasdem, mulai sekarang.
Baik dibidang Politik, Sosial dan Konsepsi. Rakyat Indonesia membutuhkan para Politisi yang Visioner ---
Visi mereka dinilai dari Konsepsi-nya Praxisnya, Nasdem itu,
kalau ia Tetap bersikap "Menghancurkan Budaya Korupsi" --- karena itulah Radiks (akar) kegagalan Negara ini, memang selama ini, proses kehancuran NKRI berasal awal :
Korupsi. Lanjutkan Kampanye dan Tindakan Anti Korupsi !
"Alea jacta Esto !". Ucapan Julius Ceasar ketika ia menyeberangi Sungai Rubicon untuk merebut Republik Romawi ( Suetonius).
Rakyat membutuhkan Sistem, bukan Orang [MWA]
*)Foto ex Internet
KEMBALI KE ARTIKEL