Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Wa Ode Nurhayati [2010 Puisi -10]

13 Juni 2011   05:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:34 64 1
[caption id="attachment_113999" align="alignleft" width="300" caption="Belajarlah Memberantas Budaya Korupsi kepada Presiden Hu Jintao dan Negara Cina Kontemporer !"][/caption]

Dari serambi rumah Bupati Jepara --- di selatannya ada pohon Sawo kecik

Adik

Jangan dikau gentar dengan para lelaki berwajah, merah padam bopeng-bopeng itu

Tu di sana ada lelaki daripintu Nusantara --- ia membenamkan wajahnya yang memerah, panas mendidih

Karena malu

Karena panik, dik

Adik

Jangan dikau gentar dengan para lelaki berwajah pisang goreng di Lobby hotel-hotel berbintang

Jangan dik

Adik

Dikau lihatlah para lelaki masuk ke mobilnya yang mewah --- yang joknya berdarah, ban mobilnya pun berdarah.

Rakyat di pinggir jalan bersorak menyoraki anggota parlemen pemakan barah

Barah

Darah dari pori-pori tambang-tambang, hutan-hutan dan lautan

Barah

Darah dari pelabuhan bea dan cukai --- dan pajak-pajak yang ditarik dari tanah gersang di Tanah Flores

Darah dari pungli-pungli oleh mobil sedan putih biru di sepanjang jalan tol

Hina benar bangsa ini

Hina dina bangsa ini --- yang bersorak karena marah, bukan karena benar

Hina dina bangsa ini --- yang tidak tahu malu berbelanja mewah sementara Rakyat menjemur nasi aking yang berbau

Naikilah mobil mewahmu --- ‘tuk melarikan diri karena ketahuan kejahaman-mu

Naikilah pesawatmu --- ‘na kau tidak tahu mau berbuat apa lagi setelah belangmu ketahuan jua

Adik-ku rangkul-lah Rakyat yang berjejer

Yang bertangisan

Yang harapannya terlepas lagi, dan

Lagi

Lagi Mereka menangis lagi.

Kejahatan dalam bangsa ini sudah memborok ke dalam Galih Asem yang Sakti

Akan tumbang ke Neraka

Beri komando Dik --- agar Rakyat merapat ‘tuk menyaksikan Para Koruptor digantung sepanjang Tol Dalam Kota.

Siapa yang menjadi Algojonya ?

Katakan : aku yang dilahirkan Kartini !

(MWA)

*)Foto ex Internet

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun