Ini masaalah manusia lelaki --- tetapi mempengaruhi kebahagiaan manusia perempuan. Cara alamiah maupun budaya, ada bermacam-macam --- Cuma cara budaya hati-hati. Obat-obatan dengan kimiawi, sangat berbahaya --- baik yang dioleskan apalagi yang ditelan. Banyak pemalsuan dan tidak teruji secara klinis dan medis. Berbahaya.
Ginjal atau syaraf anda bisa rusak --- risiko gagal ginjal banyak ditemukan !
Memang ada cara budaya karuhun, juga macam-macam --- aneh-aneh, tetapi masih mungkin di telusuri secara rasional. Ini warisan dari jaman Kerajaan Sriwijaya, dari jaman Perdagangan Internasional yang dilakukan dari pelabuhan-pelabuhan di pantai Pulau Sumatera --- dan satu lagi dari jaman Perintis Kemerdekaan (oleh-oleh orang buangan tahun 1930-1946) di Boven Digul-Papua.
I
Kerajaan Sriwijaya yang melindungi kedaulatannya, di seluruh Nusantara sampai pengaruhnya di Pulau Madagaskar dan pantai timur Benua Afrika --- disegani kerajaan Anak Benua di India sampai dinasti-dinasti di Tiongkok. Diplomasi Internasionalnya dihargai. Apa rahasianya ?
Mempunyai Angkatan Laut yang kuat --- Laksamana dan prajurit terlatih dan disiplin. Raja dan pemerintah berkhidmat kepada Rakyatnya.
Konon senjata rahasia yang ditakuti oleh para pelaut lawan, perompak dan perampok, apa lagi bajak laut dan lanun --- yakni ketangkasan pendekar silat dengan bersenjatakan bambu tusuk sate.
Di kemudian hari --- senjata nusantara ini digunakan dengan bentuk makro : bambu runcing untuk mempertahankan Proklamasi kemerdekaan RI --- bahkan kemarin Rakyat Indonesia di Yogya mempertunjukkan perlawanannya dengan simbol, mengacungkan bambu runcing.
Setelah Kerajaan Sriwijaya pupus, perompak lanun Cina yang berada di beberapa titik di Sungai Musi --- masih takut dan waspada pada para pendekar yang mengawal kapal-kapal dagang yang lalu lelang di Sungai Musi. Mereka menakutkan senjata rahasia : tusuk sate !
Sisi lain yang diwariskan nenek Moyang orang Sriwijaya --- yang diturunkan dengan selektif, yakni keratan bambu bekas tusuk sate --- yang dikulum atau diselipkan dibawah lidah --- manjur untuk mengendalikan ejakulasi (awas jangan menggunakan yang runcingnya atau terlalu pendek --- nanti berbahaya tertelan !).
(Konon sampai sekarang “wanita lawan seks” di daerah Pulau Batam dan sekitarnya, sangat waspada sama pendatang dari Palembang --- karena multi orgasme-nya sangat melelahkan).
Jadi untuk pemakaian dalam keluarga --- cukup kalau istri telah puas dengan multi-orgasme --- penangkal “itu” disemburkan keluar. (Orang di Cirebon sekarang pun, selalu waspada mengapa para lelaki setelah pulang “makan sate kambing” --- mendapat “dual support” --- hormon panas daging kambing dan potongan bekas tusuk sate dikantongi, dibawa pulang). Para istrinya senyum mengerti.
II
Orang Gujarat, sampai orang Egypt (baca Mesir) ditepi-tepi Sungai Nil --- bahkan perwira-perwira Pasukan Romawi yang menjajah di beberapa kawasan dunia. Selalu mengantongi beberapa buah Cengkih --- yang waktu itu menjadi item dagangan internasional dari pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.
Cengkeh yang dikulum, digigit akan mewangikan rongga mulut karena, berfungsi memusnahkan bakteri dan kuman-kuman pembusuk.
Kalau cengkih anda kulum atau gigit sementara “bersanggama” --- menurut nenek moyang pelaut saudagar Nusantara, pasti Ejakulasi dapat anda kendalikan.
Dual fungsi juga; mulut wangi dan multi orgasme untuk anda berdua.
III
Wak,seorang wartawan --- dituduh dengan delik maksimal, vonisnya dibuang ke Boven Digul Papua. Berangkatnya, selama perpindahan pengangkutan --- mereka dirantai --- maka kaum pergerakan itu juga dinamakan “Orang Perantaian”.
Mereka dirantai (kira-kira samalah dengan adegan video di tv --- menggiring para tertuduh teroris, dengan tangan diborgol dan kakinya dirantai plus wajah mengenakan topeng). Dapat dibayangkan ‘kan ? Kira-kira begitulah.
Di Boven Digul ancaman bagi para Perintis Kemerdekaan dan kelauarganya itu --- selain dikucilkan, tentunya tantangan kehidupan dan maut senantiasa mengintai. Selain mereka memelihara semangat dan pelajaran politik yang terus menerus dipelihara, mereka juga mendidik anak-anak yang turut atau dilahirkan dalam masa pembuangan --- mereka juga kontak sosial dengan saudara mereka Orang Papua (umumnya disebut mereka Orang Kaya-kaya) --- dalam pertanian dan barter hasil kebutuhan masing-masing.
Ia pulang ke Jawa dari Australia tahun 1946 --- dan dilanjutkan bergerilya di Jawa Timur bersama (Jenderal) Isman dengan TP-nya.
Yang istimewa ia membawa cerita, bahwa koteka orang Kaya-kaya tidak selalu seukuran yang seperti kita tonton di pameran, foto atau video --- ada pula koteka yang dikenakan sejak masa kanak-kanak, yakni buah kenari (logikanya, lincah untuk bergerak di semak belukar, tetapi masih efektif untuk digunakan ! ).
Topik cerita kedua --- mirip metode yang berfungsi sebagaimana potongan tusuk sate dan cengkih --- mereka mengendalikan ejakulasi dini dengan --- potongan buah pinang !
Potongan buah pinang juga untuk mengharumkan dan memusnahkan bakteri dan kuman di mulut --- bagi lelaki simultan, bisa untuk mengendalikan ejakulasi !
Sampai sekarang Orang Melayu di pesisir timur Pulau Sumatera dan Tanah Semananjung Melayu menggunakan buah pinang dan cengkih untuk menghiasi keharmonisan kehidupan seksual mereka. Begitulah konon cerite-nye, Cik !
Jangan panik --- silahkan mencoba. Ingat acara Oprah Winfrey dengan Dr. Jean (wanita) bahwa, “organ seks pria yang terpenting adalah ……….. otaknya.
Betul ‘kan nenek moyang --- kendalikan otakmu dengan aroma sate atau cengkih atau pinang atau cari sendiri caramu !
*) Foto ex Internet