Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Ekonominet (01) Komentar Ekonomi Indonesia di Internet Akhir 2009 dan Indikasi Saat Ini

16 Mei 2010   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:11 303 0
Di Kompas .Com saya mengomentari beberapa tulisan yang menyangkut ekonomi, sebagai berikut :

m.wislan drs @ Rabu, 21 Oktober 2009 | 09:10 WIB
sudah banyak terjadi jembatan gantung ambruk, putus sling bajanya. penyebabnya, kurangnya meliharaan dan pemeriksaan rutin, dan penentuan siapa yang bertanggungjawab atas tugas itu. setiap asset harus ada yang bertanggungjawab,.pamong dan pejabat dinas di tingkat apa pun, ayo beresskan!

m.wislan drs @ Kamis, 22 Oktober 2009 | 08:03 WIB
Ini perang ekonomi Cina lawan USA, nilai usdollar merosot cadangan devisa dan investasi Cina jadi merosot nilainya. posisi rupiah hati-hati, amerika tarik hot money-nya dari Indonesia, spekulan yang memegang usdollar happy-happy, siapa mereka ? mereka yang akan membeli aset Indonesia

m.wislan drs @ Kamis, 22 Oktober 2009 | 09:30 WIB
Reformasi menghasilkan undang-undang BI yang menjadikan BI harus kuat dan otonom. makanya calon gubernur BI harus dipilih DPR yang menyadari amanat UU BI tersebut, rakyat dan pillar ke-4 Demokrasi/pers harus turut memberi aspirasi. amankan BI !

m.wislan drs @ Kamis, 22 Oktober 2009 | 09:06 WIB
harga komoditi cendrung turun/rendah, selama 2010 negeri industri masih letoy, rupiah menguat. wah-ekspor bakal tidak bergairah. hot money kapan pulangnya, spekulasi minyak dunia menarik lho, bakal terjadi rupiah murah dan usdollar mahal. asset indonesia bisa murah, nih !

m.wislan drs @ Senin, 26 Oktober 2009 | 12:20 WIB
Pak HR. benar, lanjutkan forward linkage hasil pertanian, untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor. begitu pula sektor ekstraktif lainnya, termasuk perikanan. kembangkan konsumsi dalam negeri, produktifitas ekonomi kerakyatan, insya allah tabungan juga akan naik=investasi naik. OK !

*HR Hatta Rajasa

m.wislan drs @ Selasa, 27 Oktober 2009 | 08:10 WIB
Sebelum G-8 dan G-20 bereskan soal lembaga keuangan. USD akan menjadi prahara bagi Cina, dan negara emerging yang nampung USD, kaum spekulan internasional yang cerdas sedang memainkan investasi komoditi. Indonesia dan Asean harus perkuat produk domestik dan pasar komoditi. Kembangkan pasar modal/sektor riil Asean !

m.wislan drs @ Selasa, 27 Oktober 2009 | 07:29 WIB
Wah-- ini jalur ekspor-impor listrik, lestarikanlah semangat "hang tuah" Indonesia Malaysia. 'Kan seluruh kota di Indonesia memasang nama jalan Hang Tuah, juga punya KRI Hang Tuah. MM

*Pembangunan Jaringan Transmisi Malaysia ke Indonesia

m.wislan drs @ Selasa, 27 Oktober 2009 | 07:23 WIB
Saya usul. keadaan Survival dulu, lantas Development/Growth, baru mengelola Changes (eksternal internal). yang nggak paradoks saja susah mengelolanya, ntar gak nyampai lho !

*Konon semula KIB II mempunyai tag line "mengelola perubahan" ---kini tidak pernah terdengar lagi tekad itu --- malah Sekber.

m.wislan drs @ Rabu, 28 Oktober 2009 | 09:17 WIB
Kalau negeri indusri maju tidak toleran terhadap risiko Perubahan iklim. Indonesia, Mentan-nya harus siap-siap menginventarisasi, bahan pokok pangan selain padi, yakni budidaya rumbia, singkong dan umbi-an lain. Tahun-tahun mendatang krisis pangan dunia mengintai. Ingat ya !

*Ini menyangkut indikasi Krisis Pangan di dunia.

m.wislan drs @ Kamis, 29 Oktober 2009 | 17:42 WIB
Ok kita lihat nanti program pemerintah setelah Nat Summit. Apakah action kearah yang minus/penghambat pertumbuhan bisa diatasi : seperti birokrasi yang xyz itu, metode kerja yang tercermin prosedur xyz. Infrastruktur (energi/air) minus, perhubungan tidak efisien, kontinuitas ketentuan/perundang-undang. Semoga pak HR bisa bereskan hambatan itu dalam 100 hari ini. Silakan !

*Pernyataan Gita Wiryawan bahwa Birokrasi korup, bodoh dan jahat (xyz)
m.wislan drs @ Senin, 16 November 2009 | 08:23 WIB
Ngiler deh melihat kemampuan Cina menyiapkan stimulus menghadapi krisis finansial dunia. Kebijakan fiskalnya mantap, dan memperhatikan wilayahnya yang berbeda potensi ekonomi/kepentingannya. Kita konon untuk stimulus infrastruktur yang disediakan pun sistem dan birokrasi tidak bisa menjalankan melebihi 50 persen. huh !

m.wislan drs @ Senin, 16 November 2009 | 08:46 WIB
Kunci pertumbuhan Sektor Riil Indonesia di tingkat bunga yang harus mendorong, hasrat investor Hot Money di Indonesia spread bunga yang tinggi di Indonesia, kemudian bagaimana prospek permainan harga Komoditi---melihat kenyataan krisis finansial/ekonomi di dunia, Indonesia harus BERANI bermain di pertumbuhan sektor riil, karena pengangguran, kemiskinan, dan pasar di dalam negeri cukup luas. Mainkan saja peningkatan daya beli. Jangan terlena dengan WTO, Aspac, G-20, dan G-8, Itu trik !

m.wislan drs @ Senin, 16 November 2009 | 08:29 WIB
Stimulus kita banyak dengan pengurangan pajak, maksud untuk meningkatkan konsumsi, bolehlah---tetapi Fiskal atau Anggaran bisa juga memperbesar jaminan kesehatan---karena pendidikan telah sesuai dengan konstitusi 20 persen. Ayo birokrasi bekerjalah dengan tulus, jangan KKN. Hukumannya berat lho sebentar lagi !

m.wislan drs @ Senin, 16 November 2009 | 09:04 WIB
Laksanakan Konstitusi TAP MPR tentang KKN hukum Birokrat/Organisasinya yang XYZ (menurut Pak Gita Wiryawan)---pasti Indonesia makmur, listrik masuk semua desa, rakyat terdidik, kesehatan rakyat terjamin, Jet Tempur/Kapal Selam Rudal Gaji cukup/pendapatan cukup, semua makmur-happy. Itu AMPERA tahu !

m.wislan drs @ Senin, 16 November 2009 | 08:58 WIB
Kita harus hati-hati membaca data yang menjadi kesimpulan. Jalankanlah Konstitusi TAP MPR tentang KKN "Punishment" bagi Birokrat yang XYZ (Menurut Pak Gita Wiryawan), basmi ekonomi biaya tinggi. Baru cerita pemulihan ekonomi Indonesia ke arah positif. Okay !

m.wislan drs @ Senin, 16 November 2009 | 12:51 WIB
Wah, maju banget Malaysia, bisa jual surplus listriknya, lebih murah lagi dari pada bangun sendiri. Hidup Rumpun Melayu-Hidup ASEAN - Hidup Hang Tuah !

*Indonesia akan membeli surplus listrik dari Malaysia --- pintar, bisa itu negeri jiran meng-ekspor Energi.

m.wislan drs @ Selasa, 17 November 2009 | 15:33 WIB
Perdagangan Internasional---berarti daya saing---berarti masalah dalam negeri ---berarti ekonomi biaya tinggi---berarti infra struktur jelek---berarti birokrasi lagi. Daya saing Dul !

m.wislan drs @ Selasa, 17 November 2009 | 07:05 WIB
Indonesia pun harus cerdas. WTO-G8-G20-APEC itu lapangan trik, alias taktik---hati-hatilah seperti taktik Cina menghadapi AS dan Negara Barat lainnya. Untungnya Cina tidak mau ditekan sejak dulu, tidak mau didikte. Apakah strategi Indonesia sudah dibuat mantap ? Dalam mengatasi krisis finansial/ekonomi global saat ini, Perdagangan Internasional dan Pasar Dalam Negeri harus di kelola dengan optimal. Pertumbuhan, Pengentasan Kemiskinan, dan Lapangan kerja harus dijaga stabil kemajuannya

m.wislan drs @ Rabu, 18 November 2009 | 10:07 WIB
Bagus. Jangan andalkan hot money. Kendalikan tingkat bunga serendah mungkin---kondusifkan Sektor Riil---Jebol Ekonomi Biaya Tinggi---Reformasi organisasi Birokrasi/Metode Kerja---kembangkan InfraStruktur---Tingkatkan Daya Saing---Kendalikan Perdagangan Internasional---Tingkatkan Daya Beli Masyarakat---Pertumbuhan yang riil InsyaAllah. Okay !

m.wislan drs @ Kamis, 19 November 2009 | 07:56 WIB
Bagi Indonesia, perhatikan Rumbia/Sagu, Jagung, sorgum...........itu APA yang bisa dimakan dan bisa dihasilkan sepanjang pantai, di sawah, tanah kering..........dan BAGAIMANA-nya itu kerjaan-nya. Dan kerjakan mulai sekarang, jangan tunggu dunia lapar, Indonesia lapar. Oh !

*Indikasi Krisis Pangan di dunia

m.wislan drs @ Kamis, 19 November 2009 | 08:14 WIB
Pemimpin tingkatkanlah syaraf peka-mu. Indonesia mempunyai momen untuk terus leading dalam "bersurfing" dalam krisis global kini. Tetapi kalau lambat, ditunda-tunda jadi tidak efektif, Deng Xiaopeng berani mengatakan pada Mao Zedong "apa saja warna seekor kucing bukan soal, asal ia bisa menangkap tikus". Mantap !

m.wislan drs @ Senin, 23 November 2009 | 09:00 WIB
He-baca itu berita dari Cina dan dari Obama. Apa kubilang buatlah taktik yang jitu, jangan betengkar saja. di Cina Investasi berkembang, perdagangan Internasional konsumsi jadi andalan. Pak Obama cari pasaran di Pasifik, yang dituju ya-antara lain negeri Pailul ini. Taktik lik. Jadi orang Melayu harus cerdas dan lihai, gitu !

* Masalah Perdagangan Internasional --- mencari pasar

m.wislan drs @ Selasa, 24 November 2009 | 09:05 WIB
He, ini celah lagi ---kepalang Rupiah menguat, beli taruh di luar negeri, ini juga obyek untuk money laundring--- deposito luar negeri, diperlukan untuk jaga-jaga kalau jadi buron. You harus tahu di Mall mewah banyak tukang asong, menawarkan simpan uang di Luar Negeri--- bisa atur la rekeningnya. Ini ilmu "Hong balihong kantong bolong" ! aih !

m.wislan drs @ Rabu, 25 November 2009 | 11:31 WIB
He-buat simulasi klo SOS "Ekonomi Indonesia"---Cadangan devisa hny segitu, dagang komoditi tergtg prkmbangn industri orang---(tukang ngutangi sudah promosi utangan)---musim baru berkabut dan gerimis---bagaimana kalau puting beliung krisis. Ampun Eyang Joyoboyo dan Eyang Ronggowarsito. Tidak boleh ngutang. Coba !

Di Kompasiana saya mulai mengomentari isu Ekonomi (dimulai kasus perbankan) sebagai berikut :

muhammad wislan arif

24 Desember 2009 | 08:47

Syukur kita semua tambah dapat pencerahan (dengan saling menanggapi).
Saat ini minyak harganya naik lagi-dollar telah mulai meninggalkan Indonesia. Emas juga prospektif rada turun. Commodity industri mudah-mudahan saja tetap prospektif bagi Indonesia. Kalau tidak kurs rupiah bisa memble lagi-main bunga lagi ya ?
Sekitar Oktober 2008 saya hanya komentar. Bahwa Bankir Indonesia tidak inovatif-mereka hanya mainkan "interest based income" -dan memalukan lagi fee administrasi pun di jadikan seperti "basic income", menghancurkan nasabah kecil-kedua trick itu terutama oleh Bank BUMN, se-olah-olah misi mereka tak sejalan dengan kebutuhan perekonomian yang memerlukan "modal kerja dan pertumbuhan investasi". Yang hebatnya Negara ini--di Negeri lain Bonus dan Tantiem Keuntungan 2008 tidak diberikan kepada Direksi, itu kebijakan anti krisis-Negara Indonesia tidak membuat kebijakan itu dalam menghadapi krisis 2008, agar mereka turut "rasakan ancaman krisis" . Barangkali memang ancaman tidak seserius itu-- atau mungkin alasannya untuk menjaga daya beli "High Income Group". Lucu ! Old Soldier never Die-capek , ngaso sebentar. Waspada lagi ! Maaf dan terima kasih kepada semua kawan-kawan yang "Mau Berpikir". Lanjutkan !

muhammad wislan arif

26 Januari 2010 10:17

Bung Bochri Rachman !
Jelas uang/dana di Lembaga Penjaminan Simpanan adalah Uang Negara :
1. Modal awal-nya adalah uang negara
2. Pemungutan Premi dari Para Bank-bank didasarkan pada Undang-undang -maka pengeluaran-nya pun berdasarkan Undang-undang (yang berlaku). Penyimpangan pengeluaran adalah melanggar Hukum. Pungutan Tanpa Undang-undang namanya Pungutan Liar-Pengeluaran tanpa Hak berdasarkan Undang-Undang namanya Korupsi.
Siapa saja yang terlibat pada "KEBIJAKAN" pengeluaran tak syah dana/uang LPS--adalah
Tindakan Melanggar Hukum.
Hanya Pokrol Bambu yang ingin men-Sabotase DPR yang akan melaksanakan tugas Konstitusinya di buat ricuh-kacau-berkelakuan aneh - tidak santun. Maksud-nya supaya rakyat menjadi bingung-dengan tabir asap itu mereka mau melanggengkan kekuasaan.
Selamatkan NKRI dengan tindakan Reformis. Tegakkan hukum !
"Raja Adil Raja disembah-Raja Lalim raja disanggah !" -Hang Jebat, Pahlawan Melayu.
Hebat !

Karena isu Perekonomian tampaknya akan tambah seru di khazanah Kompasiana, apalagi setelah masa Krisis Finansial Amerika Serikat, yang dapat dilewati oleh negara-negara Asia Timur, Asean, dan India --- kini mulai memasuki fase kejutan krisis perekonomian Yunani dan beberapa negara Eropa, ada indikasi akan mengalami hal serupa --- kalau bail-out IMF kepada Yunani tidak segera berhasil.

Komentar-komentar di atas akan menjadi inspirasi untuk membaca dan menulis perkembangan Krisis di Eropa. Ayo Indonesia bersiaplah !

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun