Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Makna Hidup Sederhana

21 Desember 2011   16:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 513 1
Pada tahun 70-an kata hidup sederhana gencar dikampanyekan, baik dikalangan masyarakat maupun di Instansi-instansi pemerintah.Hidup sederhana mengingatkan kita pada sosok sahabat Nabi Muhammad SAW,Ia bernama Abu dzar Al-ghifari ra. Abu dzar al-ghifari adalah seorang sahabat yang terkenal sangat zuhud, dermawan dan kaya akan ilmu pengetahuan di zamanya.dia adalah seorang kabilah ghifar, yaitu suatu kabilah yang terletak diantara jalan menuju syam. Abu dzar Al-ghifari hidupnya sangat sederhana, sampai-sampai semasa hidupnya hanya punya dua stel pakaian.Pakaian tersebut dipakai secara bergantian, jika sepasang dipakai sepasang lagi di cuci.Padahal dia orang kaya, bahkan menurut sejarah bahwa dia adalah anak seorang gubernur di zaman itu. Melihat kisah Abu dzar tersebut,  Marilah kita mengambil hikmah kesederhanaan yang dimilikinya dengan cara membuka lemari atau gudang yang kita miliki. mungkin kita punya pakaian yang sudah lama tidak ter-pakai, atau sudah bosan memakainya.pakaian tersebut bisa kita sumbang kan ke tetangga, atau orang-orang di sekitar kita yang membutuhkannya. Coba kita lihat di jalan-jalan terutama di perkotaan terlihat anak-anak jalanan/pengemis yang berpakaian sangat lusuh.hal yang sangat tidak pantas, dibalik gedung-gedung yang menjulang tinggi, mal-mal yang menawarkan pakaian-pakaian yang serba mewah, tapi di sekitarnya berkeliaran orang -orang yang berpakaian serba lusuh,yang mungkin bagi anda layak untuk dipakai lap sepatu. kalau saat ini pemerintah mengkampanyekan" gerakan sejuta pohon untuk melestarikan alam".Tidak ada salahnya kita mengkampanyekan "gerakan sejuta pakaian untuk pakir -miskin". dengan begitu beban mereka akan berkurang. Percayalah bahwa " barang siapa yang berbuat satu kebaikan maka akan dibalas oleh Allah Sepuluh  kebaikan, satu lembar pakaian itu adalah satu kebaikan, Pasti akan dibalas oleh Allah menjadi sepuluh kebaikan bahkan lebih. satu kebaikan di sisi Allah pasti tidak ada taranya. Di antara golongan manusia yang akan  mengalami kerugian kelak adalah mereka yang kikir dalam membelanjakan hartanya di jalan ALLAH  SWT.Mereka menumpuk-numpuk harta kekayaan sampai akhirnya maut datang menjemputnya, maka harta kekayaan itu ditinggalkan dan menjadi rebutan para ahli warisnya. Setiap manusia selalu mencintai harta kekayaannya di dunia yang fana ini sehingga ada diantara mereka yang bercita-cita dan berangan-angan ingin memilikinya sampai akhir hayatnya,sehingga hati mereka selalu meneriakkan," kekayaan-ku,kekayaan-ku". Sebaliknya sedikit saja dari harta kekayaan itu yang mereka belanjakan baik untuk makan ,pakaian, atau pun dibelanjakan di jalan ALLAH SWT. untuk simpanan di hari kemudian. Mulailah hidup sederhana dari sekarang!! " jangan menumpuk numpuk harta hanya untuk kepuasan pribadi kita".Tapi marilah kita berbagi terhadap orang-orang di sekitar, mungkin di sekitar kita ada orang-orang yang jangankan untuk membeli sehelai pakaian,untuk sesuap nasi dan seteguk air pun susah. " YAKIN LAH BAHWA KALAU BUKAN HARTA YANG MENINGGALKAN KITA,KITA YANG AKAN MENINGGALKANNYA" Wasalam Muzakkar_ Al bugisy

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun