Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Melebur dalam Malam

7 Juli 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 94 0


dua ekor kedasih memburu menikam malam

mencecah sunyi menjadi riak

seperti malam yang biasa kita nikmati

membaringkan tulang-tulang pada bumi yang dingin

mendesirkan darah bersama sesak

adinda, pada satu purnama kita berjanji

untuk berkawan dengan cinta

untuk belajar menyejuk kalbu

mencari bahagia di antara beribu derita

mencari senyum di balik tumpukan sampah

terkadang ada, seringkali tidak

malam ini langit terlihat begitu ramah

menari-nari pekat bersama awan

melebur bulan bersama kedamaian

disertai khidmat serangga-serangga jalanan

kita telentang dalam kelelahan

merebahkan seluruh pada bumi

berharap ia lebih ramah esok pagi

dan kini, biarlah langit memeluk tubuh

menjadi satu dalam dingin

tenanglah, bukankah kita sudah begitu akrab dengan kesakitan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun