Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Ada Apa dengan Sidat?

9 Oktober 2014   19:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:43 1936 0
ADA APA DENGAN SIDAT?
Oleh Mutiara Gege

Ikan Sidat yang berkembang pesat di perairan Indonesia, diburu oleh negara-negara maju, karena kaya khasiat.
Namun, masyarakat Indonesia sendiri banyak yang menolak mengonsumsinya. Mengapa?

Ikan Sidat? Ikan seperti apa, tuh? Mungkin Anda bertanya-tanya. Begini, kebetulan saat browsing soal ikan-ikan hebat di Indonesia, saya dapat info banyak soal ikan sidat. Nah, di forum ini saya ingin berbagi.

Anda pasti sudah sangat mengenal belut. Bahkan mungkin Anda penggemar masakan dari belut, mulai dari Belut Balado, Belut Goreng ataupun Kripik Belut. Nah, secara fisik ikan sidat amat sangat mirip dengan belut. Dan, karena orang Jepang sangat menggemarinya, sehingga masyarakat awan sering menyebutnya sebagai: belut jepang. Padahal, ikan sidat ya sidat bukan belut. Perbedaan fisiknya yang nyata dengan belut adalah, ikan sidat memiliki sirip dada, yang karena posisinya dekat dengan kepala, maka banyak orang yang mengira itu telinga. Maka ada juga yang menyebut sidat sebagai: belut bertelinga.

Anguilla sp adalah nama latin Ikan Sidat. Di seluruh dunia diperkirakan ada 18 jenis ikan sidat dan 7 jenis di antaranya ada di Indonesia. Bila Anda masih belum ‘ngeh’ juga dengan ikan sidat, mungkin bila disebut nama aliasnya yang berbeda-beda di masing-masing daerah, Anda baru akan mengerti. Ikan sidat ini memiliki nama daerah yang beragam. Masyarakat Betawi menyebutnya: Moa. Di Lampung dan Jawa umumnya dikenal sebagai Pelus. Sedangkan bila di Poso dan wilayah Sulawesi Tengah lebih dikenal sebagai Sogili. Uniknya, bergeser sedikit ke Toraja dan Makassar, ikan sidat ini lebih populer dengan nama Massapi. Dan di daerah lain namanya beragam, ada yang menyebut: Gateng, Ikan Lembu, Ikan Denong dan Ikan Luncah.

Lalu, apa istimewanya ikan ini selain namanya yang sederet itu? Kaya akan khasiat. Bila Anda mengira ikan salmon sebagai ikan yang paling kaya DHA (Deconexanoic acid), nah ikan sidat ini kandungan DHA-nya mengalahkan ikan salmon. Bila ikan salmon mengandung 820 mg/100 grm, maka ikan sidat mengandung 1.337 mg/100 grm. Demikian juga kandung EPA (Eicosapentaenoic acid) yang dikandung ikan sidat hampir dua kali lipat ikan salmon. EPA pada ikan salmon 492 mg/100 grm, ikan sidat mengandung 742 mg/100 grm. Selain itu juga, ikan sidat juga memiliki kandungan asam lemak Omega 3 tinggi sehingga mampu meningkatkan fungsi memori dan konsentrasi manusia. Mengonsumsi ikan sidat secara teratur selain mempertajam daya ingat juga menghilangkan racun tubuh serta memperlambat penuaan.

Kandungan Vit A pada ikan sidat sangat unggul dibandingkan dengan sumber dari jenis hewan lain. Ikan sidat mengandung Vit A 4700 (IU/100gr), khusus untuk hati ikan sidat mengandung 15.000 (IU/100 gr), bandingkan dengan Sarden yang hanya 50(IU/100gr), babi 30(IU/100gr), mentega 1900(IU/100gr).
Begitu kaya khasiat, tak heran bila masyarakat Jepang dan Korea yang sudah mengenal ikan sidat sejak lama, begitu tergila-gila, sehingga berburu sampai ke Indonesia. Di Jakarta memang belum banyak yang menjual ikan sidat. Namun, saya pernah lihat sebuah konter mungil di daerah Kemang, Jakarta Selatan, yang menjual Unagi Kabayaki atau ikan sidat panggang yang sudah diberi saus Jepang.

Namun, saya sendiri belum pernah mencoba.
Untuk Anda yang ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai Ikan Sidat ada situs yang memberikan informasi lengkap serta menyediakan banyak sekali e-book gratis untuk didown load, silakan klik www.sidatmania.com.
Kalau kaya khasiat dan banyak diburu oleh negara maju, mengapa masyarakat Indonesia sendiri banyak yang tidak mengenal ikan sidat. Kalaupun sudah mengenal tidak tertarik untuk mengonsumsinya? Ternyata semua akibat mitos.

Di zaman penjajasan Jepang, konon, tentara Jepang mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tidak memakan ikan yang bertelinga, karena menurut mereka itu adalah ikan setan! Belakangan diketahui, itu taktik orang Jepang untuk bisa dengan bebas mengonsumsi ikan sidat atau mereka sebut unagi, karena mereka sudah sangat paham khasiat gizinya yang amat tinggi. Soalnya, pesan untuk tidak memakan ikan setan itu, ditambahi dengan pesan: kalau ada yang menemukan ikan seperti itu, segera serahkan ke tentara Jepang, supaya dimusnahkan! Padahal, alih-alih dimusnahkan, ikan yang ditemukan penduduk pribumi di sungai-sungai itu, malah disantap dengan lahap oleh mereka. Dan, mitos itu yang terus terpelihara hingga kini, sehingga meski sudah paham khasiat gizinya yang super tinggi, masih banyak masyarakat kita yang enggan untuk mencicipi.

Namun, dengan makin meluasnya informasi tentang ikan sidat, mudah-mudahan mitos yang menghambat masyarakat kita mau mencoba ikan sidat dan merasakan khasiatnya, bisa lambat laun terkikis. Kalau bangsa Jepang dan Korea bisa jadi hebat karena banyak mengonsumsi ikan sidat, kenapa kita tidak menyusul? Apalagi sumber ikan sidat tersebar di nyaris seluruh perairan Indonesia!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun