Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Orang Baik dan Hiv-Aids

19 Desember 2013   22:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:43 244 2

HIV AIDS penyakit yang paling ditakuti semua orang, dan pasti tidak akan ada yang mau kalau diberi penyakit seperti itu. Ya, HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menjadikan melemahnya system kekebalah tubuh manusia. Saya juga tidak menyangka saya mengenal orang yang terkena penyakit tersebut. kalau saya boleh Tanya, bagaimana menurut kalian bila mengenal orang yang terkena HIV AIDS? Apa yang akan kalian lakukan? Apakah akan meninggalkannya dan menjauhinya? Apakah kalian mau menggandengnya dan berusaha menguatkannya. Yang harus kalian ketahui, bahwa seorang yang terkena penyakit HIV-AIDS bukan berarti dia bukan orang-orang yang baik atau salah pergaulan. Buktinya orang yang saya kenal ini adalah orang yang baik, beliau ingin membahagiakan anaknya dan orang tuanya, bagaimana cara dia ingin menaikan derajat orang tuanya.

Tidak ku sangka pula dia adalah kakak ipar dari seorang laki-laki yang dekat dengan saya. Dulu pertama kali bertemu dengannya saya juga tidak menduga kalau dia mempunyai penyakit HIV-AIDS, tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Dia seperti orang biasa, ya, seperti kita. Dengan rambutnya yang panjang lurus, mempunyai kulit yang dibilang putih, cantik. Dia benama “MEMEY”. Memey adalah dari sekian banyak TKI yang mengadu nasibnya ke luar Negeri dan menjadi korban perdagangan manusia atau trafficking.

Sekitar satu bulan yang lalu, saya menjadi salah satu panitia seminar di daerah saya, salah satunya yang menjadi pembicara adalah mbak Memey. Para pengikut seminar adalah para anak SMA se-Kabupaten Temanggung, mereka sangat antusias mengikuti seminar ini. Seminar ini mengangkat judul “JIWA YANG TEGAR NO NARKOBA HATI YANG MURNI NO SEKS BEBAS”.

Memey saat itu bertanya kepada mereka. “apa yang akan kalian lakukan jika kalian bertemu dan mengenal orang yang terkena HIV-AIDS?” lalu ada dua orang mengatakan hal yang hamper sama, yaitu akan menguatkannya dan membantu pengobatannya” ya hamper seperti itulah jawaban mereka. Lalu setelah Tanya jawab itu sebuah film telah diputar. Apa yang terjadi pada para murid-murid itu? Mereka kaget dan kaget setelah menonton film tersebut. ternyata orang yang ada di film itu adalah orang yang saat itu ada didepan mereka sendiri. Ya, memey telah mengidap penyakit tersebut.

Didalam filmnya dia bercerita, “disana kita ternyata diperjual belikan, kita diperbudak di eksploitasi seksnya, dan sering pulang diancam dan pokoknya tidak ada hal yang baik yang bisa saya ceritakan saat berada disana.” Saya mendengar kata-kata itu saja sudah merinding, bagaimana nasib saya jika saya yang menjadi korbannya. Mungkin jika saya yang menjadi korbannya, saya akan menjauh dari orang-orang, pastinya malu, Memey yang mengalaminya saja bisa merasakan marah, kecewa dan bahkan dia merasakan sakit hati. Dia juga tidak menduga dan jauh dari harapannya semula. Tidak ada satupun yang ingin mengalami kisah tragis didalamm hidupnya. Siapa saja yang ditanya seperti itu pasti mereka menjawab tidak akan mau. memey tidak pernah mengira bahwa mimpinya untuk memperbaiki kehidupan dan masa depan keluarganya justru membawanya pada derita.

Tahun 2006 melalui seorang agen tanpa dokumen yag semestinya, memey berangkat menuju Malaysia. Kesulitan ekonomi menjadi factor utama mengapa memey harus mengadu nasib ke Luar Negeri. Dia juga pernah mencari pekerjaan di Temanggung, entah itu jadi pelayan toko, atau pembantu rumah tangga, dan juga buruh pabrik tetapi pada saat itu pekerjaan semacam itupun juga sedang sulit. Orang tua memey juga mengatakan bahwa beliau juga tidak rela anaknya bekerja jauh ke Luar Negeri, memey berpamitan untuk bekerja ke Luar Negeri dan dia Menitipkan cucu kepada orang tuanya. Kata sang ayah saat Memey mengatakan hal itu dia mengeluarkan air matanya. Yang dilakukan orang tuanya hanya bisa mendoakan agar bisa sukses dan untuk masa depan anaknya.

Sebelum berangkat ke Malaysia Memey dan 1 orang temannya dia tinggal disalah satu temannya yang bernama Suyatmi, dia yang menampung Memey dan temannya untuk menginap selama 10 hari di rumahnya.hingga akhirnya diserahkan kepada agen lain yang membawanya ke Pontianak Kalimantan Barat. Suyatmi berkata “tidak tahu saya, saya tidak maksud kalau akan dijual, soalnya saya tidak pernah membawa anak kerja seperti itu. Saya juga tidak tahu disana dijual buat apa buat disana saya tidak tahu.saya juga bilang, saya bisa mencari pekerjaan ke Luar Negeri hanya PRT lainnya itu saya tidak tahu.”

Dari Pontianak memey dan rombongan langsung menuju ke Entikom, salah satu pintu masuk ke Malaysia. Di sana pula memey diserahkan oleh beberapa pria yang berbadan tegap. Memey tidak pernah menyadari disinilah penderitaannya akan dimulai. Bayangannya pertama memey dan teman-teman ditawari bekerja di restoran yang menurutnya dia tida terlalu terkekang oleh majikan kalaupun bekerja di restoran. Dan itu ternyata hanyalah sebuah iming-iming saja, yang lebih menggiyurkan adalah, memey tidak perlu menunggu lama-lama dipenampungan.

Tiga bulan lebih memey menjadi perdagangan orang dan mengalami eksploitasi seksual. Kepulangan Memey dibantu oleh IOM (Organization For Migration) dan serangkaian pemeriksaan medis dilakukannya, danakhirnya Memey positif HIV-AIDS.

Meskipun dulu Memey mempunyai kisah yang tragis tetapi Memey saat ini adalah seorang aktifis yang rajin melakukan kampanye pencegahan HIV-AIDS dan melakukan pendampingan kepada orang yang mengidap HIV-AIDS. Dia memiliki inisiatif bahwa yang memiliki hiv-aids pun memiliki perasaan yang sama seperti saya. Tidak hanya melakukan kunjungan dan pendampingan saja yang dilakukan tetapi dia juga sering berbagi pengalamannya tentang perdagangan orang melalui sebuah radio.

Dia tidak pernah pesimis karna dia terkena HIV-AIDS. Dia hanya berusaha untuk membahagiakan keluarganya, anak-anaknya, suainya bahkan untuk orang lain karna kehidupannya yang sekarang tidak hanya memberikan senyum untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain,katanya itu adalah seuah komitmen dia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun