Diawal, gembira tentu! Melihat keberanian Wanita-wanita menampilkan ciri/simbol/Identitas Muslim dan bebas menjalankan syariat. ,hampir tiap kendaraan umum pasti didapati lebih dari 1 orang yang mengenakan Hijab.
Tak seperti dulu, cuma saya yang berpenampilan aneh diantara pelajar-pelajar SMA ber-rok pendek dalam satu kendaraan umum. Sungguh tak percaya diri!
Namun entah mengapa, melihat makin ramai dan cepat model hijab berganti, rasanya seperti melihat tampilan layar TV dengan gambar-gambar warna menyolok berganti dengan cepat,melelahkan mata.
Jadi rindu dengan Chanel Babby TV... tampilan warna ... musik... dan pergantian gambar yang lembut.
Mode Busana Muslim yang anggun,memenuhi syarat,tidak terkesan "Ingin Dilihat",akhirnya dirindukan.
Lebih-lebih lagi kalau busana itu melekat pada Wanita yang bersahaja,bebas dalam berkarya ,bebas berpendapat,dan... berani mengajak orang lain menuju Perbaikan.
Seperti 2 orang Wanita berhijab yang menginspirasi ini, dia bukan artis seperti Neno Warisman, atau Tokoh Politik mantan Pragawati Okky Asokawati,bukan!
Mereka Wanita yang sangat biasa,ada ditengah khalayak. Menemukan mereka seperti menemukan mutiara dalam lautan.
Waktu itu saya hendak ke luar Kota menggunakan Bis.
Sebelum masuk Terminal Bis, selalu datang harap Wanitalah yang duduk disebelah saya. Perjalanan panjang akan risih bila satu bangku dengan Laki-laki. Apalagi dia Perokok atau kebiasaan tidur mendengkur.
Dari tangga muka pintu, saya antri dengan beberapa pria. Masih banyak kursi kosong,tapi Pria didepan saya memilih duduk dekat Wanita berhijab. Kontan Wanita itu dengan halus dan sopan bilang:
"Maaf Pak, kursi lain masih banyak kosong,biarkan Mbak ini (sambil menunjuk saya) duduk disini"
Si Pria nampak kecewa, sementara saya terperangah melihat Wanita pemberani.
Dalam perjalanan dia tak berusaha membuat suasana akrab dengan mencari-cari obrolan,layaknya Wanita lain (PD sekali!)
Entah mengapa saya merasa tenang duduk disamping wanita bergaun dan berjari bersih itu.
Tak sedikitpun membebani otak saya dengan curhatnya, atau dengan kata-kata tak berguna.
Keberanian wanita berhijab saya temui lagi di Rumah Sakit Besar Non Muslim-Jakarta.
Saat itu ada seorang Bapak,dengan dialeg Batak bersitegang soal biaya dengan Petugas Rumah Sakit.
Karna suaranya keras,mengundang orang lain datang ke sana, ada 3 orang Ibu berjilbab ikut-ikutan.
Tiba-tiba seorang Ibu cantik berhijab hitam lebar menghampiri, dengan baik beliau membimbing 3 ibu tadi ke salah satu sudut ruang tak jauh dari saya duduk. Saya masih ingat kata-katanya:
"Ibu, yang datang kesini mayoritas bukan muslim, kita menyolok disini, jadi... mari kita dakwahkan akhlak yang baik!"
Dua Wanita ini membuat gambaran baru di benak saya. Hijab akan hebat bukan karna oleh Woman Interpreuner atau Wanita Karier, tapi dimiliki orang yang bersih fisik dan psikis. Hijab justru membantu Wanita untuk berani berkata BENAR (benar menurut Allah).
Sekedar bagus dan keren diluar itu, mudah...