Ada kebahagiaan tersendiri saat mendengarkan lagu-lagu era 90s. Di tahun-tahun itu adalah masa-masa penuh keceriaan. Karena saya masih anak-anak waktu itu.
Sedikit banyak lagu-lagu populer di masa ini saya hafal di luar kepala. Meskipun tidak tahu siapa penyanyinya. Bukan karena menghafalkan tetapi pada era itu mendengarkan musik sudah menjadi makanan sehari-hari.
Masih teringat betul bagaimana kakak saya suka memutar radio dengan volume penuh hingga suaranya terdengar sampai ke ujung desa. Parahnya lagi hal itu di sambut oleh temannya yang masih tetangga. Seolah itu adalah kompetisi. Siapa yang paling keras maka dialah pemenangnya.
Masa kepemilikan Radio ini dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama adalah masa kekuasaan kakak pertama saya yang pertama. Periode ini berakhir sampai dia memasuki SMA, karena ia indekos di luar kota. Di tambah waktu itu kakak saya mempunyai walkman saat itu. Sehingga radio tak lagi di liriknya.
Satu hal yang saya ingat, Kakak terlihat keren saat pakai walkman. Sayangnya benda itu tak kunjung saya miliki sampai tak diproduksi lagi. Untungnya dulu saya masih sempat mencuri-curi memakai dan menikmati benda itu saat kakakku sedang lengah atau sedang khilaf meminjamkan.
Periode kedua adalah masa kekuasaannya kaka perempuan saya sampai ia pergi ke pesantren. Apapun yang didengarkan kakakku ya itulah yang bisa dinikmati. Meski kadang tak sesuai dengan hati.
Di periode ketiga inilah barulah saya berkuasa penuh. Radio itu otomatis aku yang pegang kendali. Pulang sekolah sampai tidur yang saya peluk adalah radio tua bertuliskan National. Kebiasaan ini berlangsung hingga saya memasuki masa SMA.
Setelah masuk SMA, perlahan tetapi pasti. Radio tersingkirkan oleh kehadiran televisi yang menayangkan chanel swasta. Karena masa itu muncul antena UHF yang bisa menayangkan TV swasta nasional tanpa antena parabola.
Ada beberapa lagu yang masih saya ingat dan hafal. Meskipun seperti apa klip lagunya tak pernah terlintas dalam pikiran. Karena lagu-lagu itu hanya saya dengar lewat Radio dan juga karena Kakak sering menyanyi sambil petik gitar. Terlebih lagi kakak saya mempunyai buku catatan yang berisi kunci chord gitar dari lagu-lagu hits tersebut.
Setelah ada internet barulah saya tahu siapa penyanyi dan klip videonya. Setiap kali mendengar lagu-lagu hits 90s, pikiranku langsung melayang ke dua tiga puluh tahun silam. Seperti lagunya Vodo 'Salam untuk Dia' yang bunyi refnya sebagai berikut:
Sampaikan salamku untuk dia
Yang bangkitkan jiwa
Sampaikan salamku untuk dia
Menyentuh batinku, tergores dalam lamunanku
Setiap denger lagu ini, pasti aku teringat waktu kakak saya lagi asyik nyanyi kemudian marah-marah karena disuruh Bapak pergi cari rumput untuk kambing.
Lagu kedua yang legendaris karena waktu hits lagu ini saya menjadi tukang post. Iya, tukang pos kilat khusus kakak perempuan saya. Waktu itu, kakak saya baru memasuki masa puber dan ketemu cinta pertamanya. Tak pernah lupa. Bagaimana ekspresinya dulu waktu dia bilang. "Dia, itu ganteng banget. Kumis tipis mirip Andre Stinky." Anak 90s pasti tahu bagaimana populernya pantun ini.
Kue lapis
Kue ketan
Kumis tipis
Jadi ingatan
Konon katanya cowok tampan itu ya yang berkumis tipis. Seperti vokalis band Stingky. Masihkah berlaku di masa sekarang? Duh! Ingin ngakak guling-guling rasanya.
Mungkinkah kita 'kan selalu bersama
Walau terbentang jarak antara kita
Biarkan kupeluk erat bayangmu
'Tuk melepaskan semua kerinduanku
Kau kusayang, selalu kujaga
Takkan kulepas selamanya
Hilangkanlah keraguanmu
Pada diriku
Di saat
Kujauh darimu
Masih ingat lagu itu? Waktu itu kamu umur berapa dan sedang apa?
Selamat bernostalgia.
Ruji, 09 Januari 2021