Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9786020647821
Ukuran buku : 20 cm
Halaman : 360 hlm
Tahun terbit : 2020
Novel ini berkisah tentang seorang pemuda yang berprinsip dan juga berani mengambil konsekuensi dari prinsip itu. Membahas sebuah permasalahan di negeri ini yang dianggap biasa padahal dia luar biasa. Â Mengungkap rentetan penderitaan masalah itu. Â Siapa sangka dari kata "bajakan" yang begitu sepele katanya, Â padahal kata ini setara dengan kata "curian" begitu kasarnya, menghasilkan generasi bermental "pencuri" untuk negeri ini?
 Bukankah pencuri disebut untuk orang yang mengambil hak milik orang lain?
 Ya, benar.  Pembajak buku,  pencontek saat ujian,  koruptor, pekerja dengan gaji buta,  dan masih banyak lagi. Mereka mengambil hak milik orang lain bukan?  Oleh karena itu, mereka bisa dibilang setara dengan pencuri,  yang mungkin tak kasat mata seperti pencopet yang kita ketahui.
 Buku ini juga menasihati pembaca agar tak terlalu lama terbenam dalam hal-hal buruk. Bergegas meninggalkannya meskipun terasa berat.
Bagian yang paling saya suka di novel ini saat teka-teki hilangnya penulis legendaris mulai terkuak. Cerita tangguhnya sang penulis untuk membuka mata rakyat dan pejabat. Juga akhir dari buku ini, yang berisi kesimpulan dari masalah yang ada di alur novel juga alur kehidupan nyata kita.
Tokoh yang paling saya suka tentu tokoh utama yaitu "Sintong", yang pada awalnya pembaca pasti akan berpikir ia adalah orang pemalas atau  nakal,  padahal ia mahasiswa cerdas dan juga berprestasi. Kedua tokoh dibalik tokoh utama yang membuat novel ini hidup  yaitu Sutan Pane, penulis legendaris yang begitu berani dan gigih meskipun ancaman tak henti-henti datang dari berbagai pihak karena tulisan-tulisan yang ia rangkai.
Pesan moral di novel ini banyak sekali. Karena novel-novel karya Tere Liye selalu diselipkan banyak pesan moral. Seperti yang sudah banyak saya sebutkan di awal tulisan ini. Novel ini juga membuka mata pembacanya akan pentingnya literasi dan bagaimana menjaganya.
 Alur cerita novel ini mudah dimengerti dan tidak membuat pembaca berpikir  keras seperti
salah satu novel Tere Liye yang berjudul "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" Â yang membuat saya mengernyitkan dahi.
 Meskipun begitu, novel ini tidak membosankan. Adanya teka-teki hilangnya penulis legendaris Sutan Pane membuat pembaca penasaran akan alur cerita novel. Juga sedikit bumbu cerita percintaan yang membuat alur cerita lebih hidup.
Novel ini bisa dibaca untuk semua umur, bahasa yang dipakai di novel ini bagus juga mudah dipahami.
Sekian review novel "Selamat Tinggal" dari penulis ternama Tere Liye, semoga bermanfaat.