Kuldesak
Dua puluh enam
Angan-inginmu padam
Temanmu cuma telepon genggam
Peluhmu pasang genangan
Keluhmu ricik receh hujan
Kau rindu ketika delapan
Kini kau mulai mempertanyakan
keberadaan Tuhan
***
Bermain Layangan
Langit oren awan kapuk
Layanganku bermuluk-muluk
Kutarik kuulur meliuk-liuk
Ke kanan ke kiri naik menukik
Bersama teman betapa asyik
Tak ada hentinya bercekikik
Hingga datang emak yang berisik
***