Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pekat

15 Februari 2022   04:30 Diperbarui: 15 Februari 2022   06:06 94 9
Pekat..

Matahari sembunyi malu menyelimuti waktu..
Awan hitam merubah  hujan membatu ..
Rembulan menciutkan  purnama menjadi aib membisu..
Suasana siang dan malam berkabung kelam menghitam..
Gelap menyusuri sekat - sekat jiwa berakhir pilu..

Saujana cahaya melipat pada ambisi jiwa..
Tersebab jiwa pekat pandangan netra menjadi buta..
Mata hati sabda ilahi terasing pada dosa dosa..

Kegelapan warna yang menakutkan..
Perjalanan hidupmu akan jatuh pada kebutaan..
Derita jiwa menangis sesak pada kepedihan..

Kelam jiwa membawa sekuntum bunga lenyapkan  kecantikan..
Remuk redam hancur binasa tersihir amarah berkabut dendam ..

Pekat..kala hidayah cinta sudah hilang..
Kaki melangkah merompak kasih sayang..
Tangan menodong pisau untuk menumpahkan kebencian..
Mata bersinar merah mengeluarkan api kemarahan..

Dendam..kebencian menggunung penuh cacian..
Aura cinta tidak berjamah lagi dengan senyuman mengembang..
Hanya bisikan - bisikan iblis menemani kala benci merajang..

Dengki...kehidupan yang serba tidak cukup..
Meniup cahaya setiap lilin - lilin menjadi redup..
Rasa iri berkhalwat dengan kehancuran makhluk hidup..
Melahap seperti monster menyisakan rasa sedih tak berdarah..
Bergelimpangan tak mengira dia adalah seorang penghamba silau dunia..

Derita ini milik yang terjerat hawa kegelapan..
Menghidupkan cita - cita setan meniupkan godaan..
Mengalihkan pandangan pada Tuhan untuk diasingkan..
Terbuang jauh pada pekatnya jiwa yang menghitam..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun