Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Rendahnya Minat Belajar Siswa dan Kurikulum yang Bekum Terleksanakan Secara Maksimal

22 Agustus 2020   14:32 Diperbarui: 22 Agustus 2020   14:34 26 0

Matematika merupakan  salah satu mata pelajaran yang tidak bisa dihindari saat berada dalam dunia pendidikan formal dan merupakan komponen dalam kurikulum. Matematika juga merupakan salah satu ilmu yang perlu dipelajari karena guna mengasah  kemampuan berpikir kritis,logis, dan aktif. Matematika juga tidak lepas dari perkembangan ilmu dan teknologi. Namun, matematika masih sering menjadi permasalahan bagi peserta didik baik dalam jenjang pendidikan dasar maupun menengah. (Karena rendahnya minat belajar siswa disekolah bahkan dirumah mengakibatkan kurangnya penguasaan materi menjadikan rendahnya minat siswa terhadap metamatika. siswa beranggapan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit, sulit, dan rumusnya terlalu banyak serta berbagai macam pemikiran negative yang tertanam dalam pemahaman peserta didik. Selain alasan tersebut, pendidik juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya minat belajar siswa.) Ada siswa yang senang belajar matematika, namun karena pendidik kurang aktif, kurang memotifasi, atau penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai, hal ini juga berpengaruh dalam proses pembelajaran, dimana mempengaruhi semangat belajar peserta didik. Siswa yang tadinya aktif, dan bersemangat saat belajar malah menjadi tidak semangat belajar dan rasa membosankan terhadap gurunya. Jika siswa telah merasa pendidik atau gurunya membosankan, otomatis pembelajran menjadi tidak menyenangkan bagi peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru pengampu mata pelajaran matematika di salah satu  Smp di Kota Sorong, mengatakan bahwa" setiap orang berbeda-beda, ada yang suka dan pasti ada yang tidak. Dan yang perlu dipahami bahwa setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda. Jadi seorang anak tidak dapat dituntut apalagi dipaksakan untuk  bisa ahli dalam setiap pelajaran. yang kita lakukan hanyalah bagaimana bisa siswa itu bisa dan mau untuk belajar. Tetap menuntun mereka untuk bisa megerti, didorong untuk bisa belajar, dan dipandu untuk bisa memperbaiki. Anak didik beliau termasuk orang yang sulit untuk memahami pelajaran matematika, tetapi jika dituntun, dampingi semangat mereka untuk belajar dan bisa memahami serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru lebih meningkat. Tidak hanya itu, beliau juga mengatakan bahwa kurikulum yang digunakan saat ini kurang efektif di gunakan di semua tempat/sekolah karena kemampuan siswa dalam memperoleh pelajaran itu berbeda-beda dan tidak semua daerah atau sekolah fasilitasnya mendukung. Beliau juga berkeinginan bahwa untuk proses pembelajaran dan membelajarkan siswa lebih modern lagi sesuai dengan perkembangan iptek  yang semakin canggih, ya minimal belajar memakai Lcd''. Jadi pembelajarannya dapat berupa video agar siswa bisa nonton sambil belajar dan siswa bisa lebih fokus dan lebih memperhatikan pembelajaran dan tentunya tidak membosankan maka pembelajaran semakin menyenangkan dan semangat belajar siswa lebih meningkat. Selain itu kurikulum saat ini belum dapat terealisasi secara maksimal, karena keterbatasan media belajar sehingga kebanyakan sekolah dan peserta didik hanya mengejar kelulusan sebagai salah satu kewajiban dalam menempuh pendidikan, bukan lagi memprioritaskan ilmu yang didapatkan dari guru melainkan hanya sebagai syarat untuk lulus. Menurut beliau" penggunaan kurikulum saat ini belum tepat, kurikulum ini harus berpusat pada siswa. Seperti yang kita ketahui bahwa kemampuan dan pengetahuan siswa dalam memperoleh pelajaran itu berbeda-beda. Untuk siswa yang memiliki kemampuan atau pengetahuan tinggi mungkin sah-sah saja, tapi kalau untuk yang pengetahuannya rendah, bukannya akan membuat siswa aktif tapi malah semakin malas untuk belajar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun