Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Musni Umar: JK dan Mahfud MD Berpeluang Dampingi Jokowi sebagai Cawapres

11 April 2014   14:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 431 6
Hasil pemilu legislatif 9 April 2014 menurut hasil hitungan cepat (quick count), PDI Perjuangan memenangkan pemilu dengan perolehan suara mendekati 20 persen.   Kemenangan yang tidak mencapai ambang batas 20 persen  untuk bisa mencalonkan sendiri Presiden RI,  memaksa PDI Perjuangan untuk bekerja sama dengan partai politik lain supaya dapat mencalonkan Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilu presiden 9 Juli 2014.

Alhamdulillah partai Nasdem sebagaimana diakui Jokowi dalam wawancara dengan  Berita Satu TV (10/4/2014), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo telah bertemu dengan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem, dan  hampir pasti  akan bekerja sama dengan PDI Perjuangan.

Dengan demikian hambatan PDI Perjuangan untuk bisa mencalonkan Presiden dan Wakil Presiden telah teratasi dengan adanya kerjasama PDI Perjuangan dengan Partai Nasdem.

Kerjasama Partai Berbasis Islam

Hasil pemilu legislatif 9 April 2014 ternyata partai-partai politik Islam atau yang berbasis massa Islam yang sebelum pemilu diberitakan berbagai lembaga survei akan tamat riwayatnya karena banyak yang tidak akan bisa lolos dari  parliamentary threshold sebesar 3,5 persen dari perolehan suara dalam pemilu,  karena ditinggalkan para pemilih Muslim, dalam kenyataan justeru mereka bangkit dan memperoleh dukungan suara sekitar 31 persen.

Realitas politik tersebut, suka tidak suka dan mau tidak mau jika ingin memenangkan pemilu Presiden 9 Juli 2014, PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi sebagai calon Presiden RI, harus mencari calon Wakil Presiden dari partai politik Islam atau yang berbasis massa Islam.

Sangat kebetulan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) jauh sebelum pemilu telah mengumumkan 3 (tiga) calon Presidennya yaitu Rhoma Irama, Mahfud MD dan JK (Muhammad Jusuf Kalla).

Perolehan suara PKB jauh dari mencukupi 20 persen untuk bisa mencalonkan sendiri Presiden RI.  Kalaupun partai-partai politik Islam atau yang berbasis massa Islam mencalonkan sendiri Presiden dan Wakil Presiden, dari hasil pemilu legislatif, terbuka peluang.  Akan tetapi masalahnya siapa tokoh yang bisa diterima oleh para pemimpin partai-partai politik Islam?

Saya yakin JK, Mahfud MD dan Rhoma Irama bisa diterima.  Begitu juga calon Presiden dari PKS seperti Hidayat Nur Wahid, Anis Matta dan Ahmad Heryawan dapat diterima.  Permasalahan berikutnya,  apakah mereka mempunyai elektabilitas yang tinggi dan logistik yang cukup sehingga berpeluang mengalahkan Jokowi atau Prabowo dalam pemilu Presiden 9 Juli 2014.

Sebagai sosiolog saya berpendapat,  sebaiknya partai-partai politik Islam atau yang berbasis massa Islam bermitra dengan PDI Perjuangan untuk mencalonkan Presiden dan Wakil Presiden RI, dengan kesepakatan bahwa calon Wakil Presiden RI adalah dari calon partai politik Islam.

Dalam hubungan itu, dua tokoh nasional yaitu JK dan Mahfud MD sangat layak dipertimbangkan untuk menjadi calon Wakil Presiden RI mendampingi Jokowi.  Kedua tokoh itu memiliki kapabilitas dan  elektabiltas  yang mumpuni, dapat memberi dukungan suara yang signifikan dari kalangan Muslim tradisional dan modernis.

Selain itu, kedua tokoh nasional itu sudah berpengalaman dalam pemerintahan. Mahfud MD pernah satu periode yaitu 5 (lima) tahun menjadi anggota DPR RI.  JK amat berpengalaman karena pernah menjadi Wakil Presiden RI (2004-2009), Menteri Perdagangan dan Menko Kesra.

Kedua tokoh itu mumpuni menjadi Presiden RI,  dan calon Wakil Presiden RI untuk mendampingi Jokowi.  Masing-masing mempunyai kelebihan,  dan sebagai manusia tentu mempunyai pula kekurangan.

Kelebihan Mahfud MD berasal dari kalangan akademis, pakar dalam bidang hukum, perpengalaman dalam  penegakan hukum yang amat diperlukan Indonesia dan juga berpengamalan dalam pemerintahan. Disamping itu, berpengalaman di parlemen sebagaimana dikemukakan diatas.  Lebih penting lagi,  berakar kuat di kalangan massa NU dan para Sarjana Nahdatul Ulama karena menjadi Ketua Dewan Pembina ISNU (Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama).  Juga berakar kuat dikalangan modernis dan cendekiawan Muslim karena merupakan Ketua Presidium Korps Alumi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Kelebihan JK hampir sama dengan Mahfud MD dari latar belakang sosiologis karena sama-sama dari kalangan Nahdatul Ulama dan aktivis HMI.  Hanya latar belakang karir yang berbeda, JK besar dari kalangan usahawan kemudian masuk ke dunia politik dan memegang berbagai jabatan penting di negeri ini.

Jk diakui oleh Jokowi dalam wawancara di Berita Satu TV (10/4/2014) adalah orang yang pertama mengajak Jokowi untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, dan menurut informasi terkini, Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem, telah mengusulkan kepada PDI Perjuangan supaya calon Wakil Presiden RI yang mendampingi Jokowi adalah Muhammad Jusuf Kalla yang populer dengan panggilan JK.

Semua itu, kita serahkan kepada Ibu Mewagati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan dan Jokowi selaku calon Presiden dari PDI Perjuangan untuk menimbang dan memutuskan yang terbaik untuk meraih kemenangan dalam pemilu Presiden RI 9 Juli 2014, dan untuk kebaikan, kemajuan masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia yang kita cintai.

Wallahu a'lam bisshawab

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun