Politik di negeri ini seringkali lebih menyerupai panggung drama yang penuh ironi daripada arena gagasan. Di satu sisi, para politisi berlomba-lomba meraih simpati dari rakyat miskin, menyusup ke gang-gang sempit dan desa-desa terpencil untuk mengumbar janji manis. Namun, di sisi lain, mereka tidak segan-segan mengetuk pintu para pemodal kaya raya untuk mencari dana kampanye, yang hampir selalu disertai dengan "balas budi" di masa depan. Fenomena ini mencerminkan wajah politik kita yang pragmatis, kadang kala tanpa etika, dan seringkali jauh dari nilai-nilai ideal demokrasi.
KEMBALI KE ARTIKEL