Tak bisa dipungkiri, euforia sambut UN masih cukup reaktif. Baik dari siswa sendiri dus para orang tua. Saya pribadi memberanikan diri di barisan para orang tua yang "santai". Tak ada keharusan les tambahan ini-itu. Masih "mengalah" pada prasyarat kesiapan putri saya yang beranggapan, "Mengingat ujian itu memusingkan, aku butuh bersantai dulu untuk menenangkan pikiran". Jargon yang diyakininya sejak kelas 4, hampir tiga tahun berselang. Persetujuan akhirnya saya berikan setelah usaha maksimal berdua, yang lebih sering gagal daripada berhasilnya, hapus nilai enam dari rapor. Tetap naik kelas, nilai enam masih eksis dengan beberapa nilai sembilan. Ekspektasi kemudian saya turunkan, yang penting tak ada nilai merah.
KEMBALI KE ARTIKEL