Sejumlah media telelvisi memberitakan, bahwa telah terjadi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas mantan wali kota Solo yang kini sebagai Gubernur DKI Jakarta. Peristiwa tangkap terjadi saat sore menjelang malam di sebuah restoran siap saji pusat kota. Disinyalir terjadi transaksi korupsi, hal ini berdasarkan barang bukti berupa Dollar Singapura yang belum diketahui pasti jumlahnya Saat ini tersangka korupsi telah dibawa ke kantor KPK, dengan iring-iringan mobil putih milik KPK. Di kantor KPK sendiri ratusan massa telah menunggu. Uniknya ada dua kubu massa yang saling berhadap-hadapan. Satu massa pendukung pemberantasan korupsi, satunya lagi adalah para Jokowistik (pendukung Jokowi). Kedua kubu saling meneriakkan yel yel kepada masing-masing idolanya. Mengantisipasi situasi yang makin memanas, aparat kepolisian berjaga-jaga di lokasi. Puluhan satuan setara kompi diterjunkan ke lokasi. Tak jauh dari kubu yang berjubel, mobil yang membawa gas air mata juga terlihat telah bersiap-siap mengantisipasi segala kemungkinan. Wartawan tak mau kalah, juga berusaha mengambil tempat strategis meliput berita paling hangat tahun ini. Namun apa yang terjadi ?, ketika iring-iringan mobil KPK tiba, sontak saya sadar, ternyata saya melamun. Lamunanku buyar ketika melihat monyet di tv yang dikembalikan ke habitatnya. Kembalinya monyet itu akibat larangan topeng monyet oleh pemda DKI. Yang membuat saya terkejut, adalah pemilik (tuan) dari monyet itu berteriak ingin bergabung dengan segerombolan monyet lain. benar-benar
berperikemonyetan.
KEMBALI KE ARTIKEL