Malam baru saja tiba. Tas kerja kuletakkan di meja. Isinya kukeluarkan. Sebuah kamera. Tak seperti biasa, kali ini kubiarkan tergolek begitu saja tanpa tertarik memplototi isinya satu per satu. Lelahku mengalahkan itu. Kursi tak kupilih, aku melantai. Punggungku kumanjakan pada tembok, tapi mataku masih terus awas menatap kamera itu.