Penulis akan mencoba menggambarkan situasi paradoks mahasiswa terhadap kritik nepotisme yang kerap dipertontonkan oleh birokrasi yang bahkan mereka sendiri juga melakukan praktek yang serupa.
Sebagai gambaran, birokras fakultas tertentu memihak kepada salah satu figur  dalam pemilihan ketua BEM yang di duga merupakan keponakan dari birokrat. Berangkat dari hal tersebut sekelompok mahasiswa yang merasa geram akan praktek nepotisme melakukan protes yang berwujud demontrasi lapangan.
Sedangkan pada selang beberapa saat kemudian. Sekelompok mahasiswa yang sama diketahui melakukan intervensi dalam pemilihan ketua HMJ, para oknum senior mengusulkan agar figur yang dicalonkan dan menjabat harus adik-adik dalam barisan yang memiliki kedekatan emosional dengannya.
Sebenarnya, praktik Nepotisme di Lingkungan mahasiswa bukanlah hal baru. Senada dengan permisalan di atas, Saat terjadi pergantian kekuasaan di organisasi kemahasiswaan, sering terjadi persaingan untuk meraih posisi berdasarkan hubungan keluarga atau ikatan pribadi. Ini banyak sekali didapati senior yang mencoba intervensi, bahkan dengan cara apapun agar figurnya menang. Bahkan kadang-kadang konflik yang lahir berkepanjangan, tapi kata bijaknya, ini adalah "Dinamika, " Benar kah?
Dampak negatif dari nepotisme di kalangan mahasiswa dapat menjadi racun yang berbahaya bagi generasi muda, juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kampus dan pengalaman belajar. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
Ketidakadilan dan Ketidaksetaraan