"Mau kemana kita ini far"?
"Mau tidur dimana malam ini"! Keluh kembali kakak himpunan ku ini.
Disini, Kolaka tak seperti kendari yang riuh ramai suara bising kendaraan dengan segala kepadatannya. Beberapa kali kami harus putar-putar mencari tempat peristirahatan seperti warkop atau sekedar angkringan untuk mengambil jeda.
"Bang, apa kita ke rumah elis saja malam ini? Tanyaku kembali.
"Sesebentar saja, kita cari saja dulu tempat untuk mencuci muka, sekalian sholat magrib, kalau kamu ingin Sholat". Ujar Jimin setengah lesu.
Udara malam kota kolaka, melambai dengan sejuk. Langit bertabur bintang sudah nampak berseliweran pada ketinggian sana. Sesekali sayup-sayup suara burung tekukur melantunkan melodi yang indah, setelah menanti senja dan kepergiannya.