Saya mengagumi banyak hal, ini bersifat parsial tapi nanti setelahnya akan ditulis secara cermat dan semoga teliti.
Kalau ditanyakan siapa orang yang paling dikagumi, maka jawaban sederhananya adalah orang tua (Ibu dan ayah). Banyak konteks untuk melihat siapa yang dikagumi, tapi untuk "Paling dikagumi" merasa bodohnya saya jika tak menyisipkan nama kedua orang tua.
Terlepas dari itu saya akan mencoba menyebutkan orang-orang yang pernah mengisi ruang-ruang kekosongan hati, romantisme dalam perjalanan sekolah sampai menuju perguruan tinggi, tempatku menempuh pendidikan sekarang.
Mungkin sebagai bagian dari pada teras tulisan, saya akan memfokuskan pada nuansa suka menyukai, rasa mencintai pada masa remaja, atau barangkali perasaan kagum saja, karena saya belum memiliki kapasitas untuk membahas kata "mencintai" itu.
Perasaan suka itu banyak warna ternyata. Kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan adalah selalu menyukai seorang perempuan yang berbeda dari tiap jenjang, entah itu SD, SMP, SMA, sampai sekarang duduk di bangku kuliah. Aneh memang tapi inilah perasaan yang tidak konsisten, seperti inilah dinamakan berdebar-debar diawal, panas-panas tai ayam.
Dulu ketika menempuh sekolah dasar, saya sudah menempatkan dalam hati sosok pujaan atau yang dikagumi. Perempuan itu putih, rambutnya agak kekuningan, giginya tidak rapi, tapi kalau senyum, membuat ketir ini sanubari.
Parahnya adalah saya pernah lihat itu DOI mandi telanjang, dimandiin bapaknya lagi. Belum ada sensasi apapun kala itu karena masih ingusan atau kita sama-sama baru bocah merangkak, baru lepas dari kandang. Seandainya sekarang melihat itu kembali, siapa yang tidak terangsang. Orang gila kecuali.
Pada perjalanan waktu, setiap ke sekolah selalu ada alasan mengapa saya antusias dalam mengikuti pelajaran, melirik dan mencuri pandang. Mengajak bicara DOI saja seketika ciut, ah bocil ini memang aneh bin goblok.