berigsut dan beranjak pergi hilir mudik
tak pernah jeda saban hari
karena masih ada lelah yang harus ditepati
Malam suasana kota seperti biasa
saling berdentuman berirama mengisi kekosongan hati
Kadangkala katak dan tikus berebut teritori bersenandung ria sebab makanan segera tiba dari para sampah itu
Di tepian jalan masih ada saja yang mengais-ngais
entah apa yang dicari kalau bukan pundi-pundi
bau semerbak sudah menjadi santapan sehari-hari
berbekal senter melilit di kepala mencari sesuatu yang memiliki arti
Rembulan temaram oleh kabut menghiasi petala langit
asa dan peluh keringat dipaksa melebur menjadi satu, setelah menatap ke angkasa, ouhh,,, betapa kerasnya kehidupan ini
Malam seharusnya melepas penat
tapi tidak untuk mereka yang berjuang untuk keluarga, menghidupi dengan apa adanya
Musafar Ukba, 29 September