berpeluh dengan keringat ambigu
tak menentu dan sukar untuk maju
menguras semua pikiran dan qalbu
Hari-hari yang telah berlalu sudah cukup untuk menampar
hati yang lemah, pikiran yang menggantung, sampai pada komitmen yang tak tegar
Kacau sudah mimpi yang berkesudahan
lupa kepada siapa harus menumpahkan hasrat
asa yang mencoba melampaui mustahil
semakin semrawut pikiran tambah rancu
Malam terjaga dengan gelisah
khayalan semakin larut dengan runyam
selalu mengalir tak terkonsentrasi
citra semakin menjadi tapi tak gamblang
Ia hanya bisa menjadi objek pikiran
sesuatu yang tak punya roman
namun muncul dalam imaji bayangan
berkelana keruang satu dan tempat yang lainnya
Begitulah fantasi yang lagi rancu
Kemana-mana perginya tak menentu
liar menjelajahi ruang antah berantah
entah apa yang dibayangkan
mungkin akan terus dibiarkan berjalan sampai mimpi yang baru akan datang