Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tsunami Cinta di Negeri Sakura

18 Maret 2011   10:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:41 178 0

Musim semi baru saja mengucapkan selamat datang untuk Fukushima, Jepang. Salju yang selama ini menutupi sebagian besar negeri, kini telah mencair dan hilang. Diganti bunga-bunga sakura berwarna ceria. Hanamiyama Park biasanya sepi, kini dipenuhi orang-orang yang ingin menikmati pemandangan alam indah ini. Begitu juga Sayuri, gadis ayu yang masih berusia 21 tahun, yang baru pindah ke Perfecture Fukushima dari Tokyo ikut ayahnya yang dipercayakan sebagai Kepala PLTN Nuklir Fukushima. Mereka melewatkan minggu pertama sebelum ayahnya masuk kerja dengan berkunjung ke taman tersebut.

Semua senang. Terutama ibu Sayuri, Megumi, yang merasa sudah sangat lama tidak mendapatkan kesempatan seperti ini. Sudah menjadi rutinitas harian sang suami selalu sibuk bekerja, dan hampir selalu larut malam baru pulang. Sementara Sayuri, gadis semata wayangnya sibuk menyelesaikan S2 di Tokyo University. Bukan ingin mengikuti jejak ayahnya dengan kuliah di Teknik Tenaga Nuklir. Tetapi katanya, mencari cara aman bila terjadi sesuatu dengan reaktor-reaktor nuklir tersebut. Tak aneh, jika kedatangannya kesini selain menemani Bapaknya, juga mencari bahan untuk tesisnya ”Disaster Recovery of Nuklir Explosion”.

===================================

Berkelana dan berwisata ke negeri yang jauh menjadi sebuah obsesi generasi muda Jepang. Begitu halnya yang terjadi pada Sayuri muda. Ia tidak mau ketinggalan. Setelah menamatkan S1 dalam usia yang tergolong relatif muda yaitu 19 tahun, dia memutuskan untuk memulai petualangan dalam hidupnya.

Yups…jalan-jalan.

Let’s do it!.

Semangat itu semakin membara dalam jiwa mudanya sama seperti derasnya aliran darah yang mengalir dalam setiap ujung nadi kehidupannya.

Around the world! Yu..huuuu…

Berselancar dengan peta kehidupan:

Berangkat dari Tokyo- Shanghai- Beijing – Hong Kong- Singapore- KL- Bali- Adelaide -Tokyo. Dengan berbekal kamus bahasa Inggris dan jaringan teman-teman di facebook dan twitter, Sayuri bersiap untuk mengawali perjalanannya. Kegigihan serta niatnya untuk dapat berkelana di seluruh pelosok dunia, didukung oleh orangtuanya yang mempunyai fikiran terbuka. Mereka malah berharap Sayuri menemukan teman-teman baru selama perjalanannya. Karena selama ini, Sayuri dikenal sebagai seorang gadis yang hanya berkawan dengan buku, buku dan buku. Paling-paling juga dengan Michiko, anjing setia kesayangannya. Selebihnya dia mengurung diri di kamar dengan buku-buku dan tugas-tugas kuliahnya. Dan tak heran jika kuliahnya pun kelar hanya dalam jangka waktu 3 tahun.

Bagi Sayuri, sebenarnya ada banyak hal lain ingin dikejarnya. Ada jawaban yang ingin dicarinya diluar sana. Selama kuliah di S1 Teknik Nuklir Tokyo University, dia banyak belajar tentang penciptaan alam. Bahwa; bintang, matahari, bumi dan bulan berasal ledakan nuklir bintang atau Supernova dengan fenomena Mawar Merah di udara. Banyak buku yang sudah dia baca, bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya. Termasuk ilmuwan kondang, Stephen Hawking menyatakan bahwa alam ini tercipta dari ledakan inti air padat.

Tidak ada peran Tuhan di dalamnya. Cuma yang memenuhi benaknya, air padat itu dari mana asalnya???

Siapa yang membuatnya???

Wuihhh… pusing!!!

Belum ada yang memuaskannya, tidak juga ayahnya, ahli Nuklir Jepang!

Dia harus mencari jawaban di luar sana. Dan jawabannya adalah dengan Keliling bumi!

========

Kelana dimulai. Hong kong menjadi labuhan pertama yang memulai gairahnya menguber tak terhentikan. Memulai wisatanya dari Di negara Jackie Chan itu, Sayuri kembali mengorek ulang ingatannya akan asal usul kata Hong Kong. Dalam sebuah Buku yang sempat ia kupas habis, nama “Hong Kong” (HK) berasal dari bahasa Kanton atau nama Hakka yang artinya “fragnant harbour” (pelabuhan yang harum) dalam bahasa Inggris. Sebelum 1842, nama itu asalnya merujuk pada teluk kecil –kini Aberdeen Harbour/Little Hong Kong—antara pulau Ap Lei Chau dan sisi selatan HK Island.

·Cable Car atau”kereta gantung” yang membentang sepanjang 5,7 kilometer, menghubungkan Tung Chung dengan Ngong Ping, menjadi tujuan pertama Sayuri. Beranjut,

·Ngong Ping Village-obyek wisata Giant Budha, patung Budha.Giant Buddha(Tian Tan Buddha) merupakan patung Buddha raksasa yang terbuat dari perunggu seberat 250 ton dengan tinggi 34 meter dan resmi dibuka sejak tahun 1993. Dan untuk mencapai Giant Buddha kita harus bersiap menapaki 268 anak tangga.

·Po Lin Monastery— salah satu biara legendaris di Hong Kong. Di pelataran biara ini banyak umat budha yang sedang melakukan ritual ibadah, menghadap Giant Buddha.

·VictoriaPeak— sebuah gunung dengan ketinggian 552 meter, tertinggi di Hong Kong, bisa dicapai dengan Peak Tram, sebuah kereta yang dibuat dan mengalami perbaikan sejak 1888. Dari dalam tram Sayuri bisa nikmati pemandangan pulau Hong Kong dengan kepuasan yang tak terkira harganya.

·PeakTower— sebuah menara di Victoria Peak yang juga menjadi pemberhentian paling atas Peak Tram.

·Madame Tussaud’s– museum patung lilin berbagai tokoh kenamaan dunia.

·Sky Terrace(TerasLangit) — memandang panorama HK yang gemerlap.

·Symponyof Light— spectacular multimedia display yang sudah dikenal sebagai “World’s Largest Permanent Light and Sound Show” oleh Guinness World Records. Dinikmati di Terminal Star Ferry Tsim Sha Tsui.

======================================

Setelah puas dengan Hong Kong, Guangzhou menjadi buruan dengan wisata belanja murah yang berpuluh kali lipat di banding Tokyo. Terus berlanjut dengan kereta api cepat (360km/jam).

”Hebat kali perkembangan China,” batinnya. Padahal kereta Jepang saja baru bisa melaju 310 km/jam. Di Shanghai, dia melihat Patung Budha Emas di YuYuan Garden. Menaiki Shanghai Tower untuk melihat seluruh sudut kota berpenduduk 25 juta jiwa tersebut, hingga melihat jembatan laut terpanjang di dunia (18 km) dari atas menara. Hampir dia lupa dengan tujuan jalan-jalannya. Teringat kembali ketika melihat the Great Wall di Beijing. Salah satu ciptaan manusia yang kelihatan dari bulan. Ah bulan, dan juga planet lainnya, begitu stabil hingga tidak saling bertabrakan. Adakah alam ini begitu cerdas? Tidak adakah yang mengatur semua ini? Hal itu terus berkecamuk di kepalanya hingga ia memasuki dalam Malaysia Air yang membawanya ke Kuala Lumpur tengah malam itu.

==========

Kuala Lumpur masih terlalu pagi ketika pesawatnya menjejak bandara KLIA. Masih terasa sisa-sisa gelap malam. Apalagi lampu-lampu KL yang nampak jauh disana. Hanya siluet putih di ufuk timur yang menandakan pagi segera tiba. Sayuri segera bersiap. Menurut kawannya, kalau mau naik Twin Tower, dia harus segera antri sebelum jam 7 pagi disana. Setengah berlari dia menaiki kereta antar bandara untuk mengambil bagasi di sana. Setelah mengambil bagasi, dia memilih kereta api cepat 28 menit dari KLIA ke KL Sentral, sebelum menuju Twin Tower. Ketika tiba disana, rupanya ia masih sangat kepagian. Jam menunjukkan 6.15 pagi. Belum ada orang disana. Baru ada petugas bersih-bersih. Akhirnya dia memutuskan menikmati nasi lemak seberang jalan dan segelas coppucino.

Twin tower, I’ll hit u after full!

==============================================

Entah kenapa, dia berada di tempat ini sekarang. Aceh. Padahal sama sekali tidak ada dalam rencana yang telah ia susun pada hari-hari yang lalu. Dia pingin ke Bali. Tapi tidak tahu mengapa ia bisa sampai ke Aceh? Yups…semua jawabannya dapat diketemukan gara-gara rasa penasarannya pada salah satu facebookersnya: Arby, yang selama ini banyak bercerita tentang orang-orang yang terkena musibah tsunami dan bagaimana kesabaran serta kegigihan mereka untuk bangkit. Hampir sama kayak semangat orang Jepang pasca pemboman Nagasaki dan Hiroshima.

Bandara Sultan Iskandar Muda. Seorang supir taksi menyapanya:

“You go to city”?

“No, I have a friend”. Sayuri menjawabnya dengan sopan.

Disana, Arby, wajah yang tak asing lagi itu menyambutnya dengan senyum yang paling manis. Melebihi manisnya senyum yang sellau menghiasi profil depan di facebooknya. Saking gembiranya, hampir saja dia memeluk pemuda itu, andai Arby tidak meletakkan jari kelingkingnya di bibir, sambil berdesis

”Ssssssst” dengan suara yang membesar .

”What’s wrong?” dia bertanya.

”I’ll explain in my car” sahut Arby.

Sesampai di mobil, bukan penjelasan yang di terima Sayuri, tetapi secarik kertas yang berisi:

When the sky is rent asunder, and it becomes red like ointment” (Q.S. Ar-Rahman: 37)”

“What’s this?” tanya Sayuri penasaran.

“That is what you are looking for” Jelas Arby.

“What? How do you know?” Cecar Sayuri tambah penasaran.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun