Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Win -Tokoh Nyata Dalam Tulisan Saya- Tiba-tiba Menelepon

6 September 2011   15:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11 108 3
HP berdering, ada panggilan nomor yang tidak saya kenal.  Tidak ragu panggilan telepon saya jawab.

"Hallo, apa kabar?" Lho suara siapa ya.  Logatnya sih terdengar seperti logat khas desa saya.

"Aku Win dari Kalimantan".

"Hah, Win. Apa kabar, panjang umur kamu. Baru saja aku ingat kamu".

"Ingat soal apa?"

"Soal lebaran berburu kacang asin".  Spontan Win tertawa ngakak.  Rupanya kisah kacang asin begitu melekat dalam memori, tidak hanya saya, ternyata Win juga.

Panggilan telepon yang "aneh", yang tak terduga dari seorang sahabat masa kecil, yang namanya saya catut dalam tulisan tadi malam http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/09/06/setoples-kacang-asin-di-ujung-meja/.  Kok bisa ya? Lebih dari 20 tahun kami tidak pernah ketemu. Win merantau ke Kalimantan, sedangkan saya merantau ke Jakarta.  Kontak teleponpun tidak pernah.

Mungkin saja energi yang dipancarkan oleh rasa kangen mampu merambat jauh menyeberang pulau dan menembus hati seorang sahabat.  Saya duga dari tadi malam Win tidak bisa tidur ingat saya terus hehehehe...Itukah salah satu keampuhan Kompasiana yang bisa menjembatani silaturahmi yang sempat terputus antara sahabat?.  Wah, penilaian yang ngawur banget nih. Tapi nggak apa-apa lah, penilaian orang yang lagi kelewat gembira memang kadang-kadang nggak masuk akal.  Minimal saya bisa memaknai bahwa ikatan batin antara sahabat pasti akan tersambung terus, selama masing-masing pihak menghendaki persambungan itu.  Itulah kekuatan hati yang pancarannya tak bisa dihalangi oleh jarak dan mungkin juga waktu.

Obrolan berlangsung hangat seolah-olah masa kecil kami belum lama kami tinggalkan.  Ingat kami akan kebiasaan kami yang ronda malam membangunkan tetangga  untuk bersahur di malam bulan puasa.  Ingat kami akan hiruk-pikuknya kami memukul kendang dan kentongan.  Saya duga para tetangga  bukan berterimakasih pada kami, melainkan menggerutu karena suara-suara ribut yang kami timbulkan.  Kami tertawa ngakak mengingat itu semua.  Dan untungnya di hari lebaran kami sudah minta maaf para tetangga tanpa terlewat satupun.  Dan saya percaya saja bahwa maaf yang diberikan adalah maaf lahir dan batin.

Sebenarnya banyak sekali cerita yang ingin saya tuliskan tentang Win.  Akan tetapi cerita tentangnya teramat bagus, makanya saya tidak ceritakan sekarang.  Saya perlu waktu khusus untuk menyusun kisahnya. Win adalah sosok teman saya yang istimewa, sehingga perlu konsentrasi istimewa juga untuk mengangkat kisah masa kecilnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun