Hari Sabtu. Saya bicara makanan saja. Enak. Maknyus!! Sumber : Eyang Google
Seperti halnya kue modern yang lain, bahan dasar sus adalah air, terigu, lemak, dan telur. Bolehlah ada gula, susu, atau biang aroma dan warna. Semua bahan selain telur dicampuri dalam proses panas titik didih air. Penambahan telur membuat adonan akhir berupa emulsi halus dan licin. Kemudian dicetak bulat-bulat Proses pengovean membuat kue sus mengembang dengan cara tidak biasa. Kue susu berubah menjadi bulatan " mungkruk" atau "methuthuk" atau "munu' uh" atau apalah istilahnya, yang jelas sangat menggemaskan. Kecuali jika terlalu banyak telur akan "mbleber" mengharukan. Disebut tidak biasa, karena mengembangnya sempurna vertikal dengan
ruang kosong di dalamnya. Adonan dasar yang kedap udara, membuat udara terperangkap di dalamnya. Gas apa yang terperangkap tidak jelas informasinya. Mungkin hidrogen atau oksigen atau karbondioksida, yang pasti bukan gas methan.
Jadilah sebuah karya imajinatif. Produk budaya yang menantang kreativitas dan memberi ruang penyetrataan sosial. Ruang kosong bisa jadi akan terus kosong karena ketiadaan ide perihal apa yang hendak diisikannya, atau memang ketiadaan sumber daya bahan untuk dipergunakan sebagai pengisinya. Pada level menengah, sus diisi dengan vla yang sebenarnya adalah jenang maizena yang diharum-harum, diwarna, dan diamis-amis telur. Seandainya di desa-desa masyarakatnya sudah mengenal sus dari dulu, sangat dimungkinkan ada sus berisi parutan kelapa bergula, ikan asin, pepes, gudeg, gudeg, rendang, ataupun serondeng. Pada level lebih tinggi lagi, sus diisi cream cheese, keju parut, krim keju coklat, dan lain-lain bentuk formulasi bahan-bahan modern. Itupun terbagi lagi menjadi beberapa sublevel. Ada yang cukup dengan
cheddar, ada yang
edam, ada yang
parmesan, tergantung posisi kelas yang akan diraihnya. Meskipun pada dasarnya kue susu adalah kue yang tertutup, tetapi pasti dibuka sedikit untuk menunjukkan isi yang mewakili kelas sosialnya. Tidak ada yang melarang, jika ada orang orang yang menyebutnya kue munafik. Ini adalah kue universal yang semua orang diperkenankan memberikan label dan mengajukan klaim sebagai miliknya. Berikutnya ada yang berinovasi dengan membuat kue sus berbentuk lonjong. Dinamakan "ecclair" yang tampaknya bangsa Perancis yang memberinya nama. Bentuknya lonjong dan yang spesifik adalah penambahan goresan-goresan coklat terlukis di permukaannya. Tidak ada informasi yang meyakinkan mengenai tujuan keberadaan hiasan coklat leleh ini. Kemungkinannya adalah sebagai berikut : Pertama, coklat hanya sebagai penyedap mata. Kedua, si pembuat meyakini bahwa urutan rasa yang bertahap dari coklat kemudian kulit sus baru kemudian isi akan memberikan rasa baru yang belum pernah orang bayangkan. Ketiga, coklat hanya untuk dijilat-jilat sebagai sensasi pembuka sebelum benar-benar menyantapnya dan menikmati rasa yang mungkin tidak terduga sebelumnya.
Kue Sus. Kue dengan ruang kosong di tengahnya. Kue Imajinatif. Kuenya seniman, bahkan filsuf.
KEMBALI KE ARTIKEL