Dari sekian banyak wanita di bumi ini, Allah telah memilihku untuk mendampingimu. Dulu-dua tahun silam, saat pertama kali kita dipaksa menikah oleh orangtua kita, aku merasakan seluruh dunia memusuhiku dan Allah tak menyayangiku. Lalu aku pun memberontak. Bukan memberontak pada orangtuaku atau orangtuamu, tapi pada dirimu. Ya, aku berpura-pura setuju dengan perjodohan kita karena aku tak ingin dianggap anak durhaka. Apalagi perjodohan kita ini juga satu-satunya tanda terima kasih orangtuaku kepada orangtuamu yang telah berjasa pada keluarga kami. Dan setelah kita menikah, kekesalanku atas takdir hidupku ini kulimpahkan semuanya padamu!