Saya tinggal disebuah kampung, namanya itu kampung Jatimulya, di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Di daerah saya khususnya tetangga saya sendiri, banyak yang mengadu nasibnya dengan membuat lalu menjual tahu dan tempe. Dalam pembuatan tahu dan tempe, orang-orang pembuat tempe dan tahu tersebut tidak memanfaatkan ampasnya melainkan dibuang. Namun, sebagian pembuat tempe dan tahu tersebut ada yang bisa memanfaatkan ampas tersebut dengan memproses atau membuat ampas tersebut menjadi bahan baku pakan, ampas tersebut bisa langsung diberikan dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven atau dijemur lalu digiling
. Biasanya kalau dijawa ampas tahu hanya digunakan untuk membuat “tempe gambus”, namun karena saya tinggal di daerah Jawa Barat, sehingga tidak banyak orang yang tahu kalau ampas tahu bisa diolah menjadi makanan “tempe gambus”. Saya baru tahu kalau ada makanan yang berasal dari ampas tahu yang namanya “tempe gambus” setelah tinggal di Semarang. Setelah saya tahu kalau ampas bisa dibuat makanan saya menyarankan kepada orang-orang yang membuat tempe dan tahu tersebut agar menggunakan ampasnya untuk dibuat “tempe gambus”. Tetapi ingat untuk pembuatan “tempe gambus dan susu kedelai” harus memakai ampas yang segar, bersih dari kotoran dan bau normal tidak basi.
Sebenarnya kandungan ampas tahu ini masih cukup tinggi, karena mengandung protein 2,47 %, karbohidrat 3,03%, air mineral dan sedikit lemak. Ampas tahu dan tempe yang masih cukup bergizi ini bisa kita konsumsikan ke masyarakat kalangan rendah, menengah maupun kalangan atas, yaitu dibuat “susu kedelai”. Rasa susu ampas tahu ini sama dengan susu kedelai dan bermanfaat bagi kesehatan.
KEMBALI KE ARTIKEL