Hasil perenungan yang saya pribadi pahami mengenai konsep ini terutama pada sisi Jadag Alit atau Microcosmos, dimana saya melihat Jagad Alit ini lebih kepada Gagasan yang ada di Pikiran Manusia mengenai bagaimana Dunia atau semesta ini berjalan. Keselarasan dari Jagat Agung dan Jagad Alit ditentukan oleh Seberapa selaras atau seberapa sesuai Gasagasan yang ada di pikiran kita mengenai bagaimana semesta ini berjalan dengan Realitas nyata berjalannya semesta dan hukum hukum yang mengaturnya.
Contoh yang agak ekstrim adalah ketika kita punya Pikiran bahwa kehidupan ini di jalankan, dipelihara atau diatur oleh Tuhan dan Perangkat perangkatnya, maka kita akan banyak berbenturan dengan Realitas dan Hukum Nyata yang mengatur Kehidupan karena kita hanya akan memaksakan atau melakukan cocologi terhadap kondisi yang kita saksikan dalam kehidupan kita dengan Konsep yang kita yakini. Contohnya ketika ada Gempa, kita bisa saja melihat bahwa Gempa terjadi karena Tuhan Murka pada Manusia karena kelakuan manusia yang sudah melampaui batas, padahal gempa merupakan fenomena alami yang terjadi mengikuti letak lempengan lempengan bumi yang memiliki potensi untuk bergeser atau bergerak, jadi walaupun manusia disuatu wilayah hidup rukun, damai dan mengikuti ajaran Tuhan jika letaknya merupakan wilayah dengan potensi Gempa yang besar maka gempa tetap akan terjadi di wilayah tersebut.
Kesimpulannya, jika gagasan gagasan yang ada dipikiran kita mengenai semesta dan hukum hukum yang mengaturnya sesuai dengan realitas nyata dari semesta dan hukum hukumnya di Jadag Agung maka manusia akan bisa menjalani hidupnya dengan lebih tenang dan damai karena apa yang dia ucapkan dan lakukan sudah sesuai dengan hukum sebab akibat, manusia yang jagad alitnya selaras sudah menyadari konsekwensi nyata dari apa yang dia putuskan dalam menjalani hidupnya.