Bukankah sebuah lembaga pendidikan itu akan terpandang tentulah   manakala outputnya adalah mahasiswa yang berprestasi hebat, kualitas hasil penelitian para dosennya mampu  menjawab tantangan masyarakat saat ini, dan pengabdian sosialnya sungguh  bermanfaat bagi  masyarakat luas. Jelas bukan soal berapa mewah mobil dinas pejabatnya.
Saya pikir memang zaman sekarang penilaian akan wibawa /prestasi suatu lembaga nampaknya tidak jelas. Orang cenderung terhanyut oleh kuatnya arus budaya materialisme. Sehinga wajar tercetus pendapat seperti si PR III tersebut . Mobil dinas mewah lebih dipercaya  bisa memberi efek terpandang daripada apa sebenanya yang harus fokus dilakukan universitas agar bisa menjadi terpandang. Semakin banyak orang percaya bahwa atribut yang mereka kenakan atau pakai lebih penting dari pada substansi yang dihasilkan oleh pemikirannya.
Dulu saya berpikir pola budaya materialisme ini hanya banyak melanda golongan kurang terdidik. Namun dengan berita di atas saya jadi semakin prihatin. Lengkaplah sudah parahnya mental dan pola pikir para elite kita.  Ternyata  pejabat di bidang pendidikan pun sama saja. Betapa budaya mengaggungkan pangkat, eselon dan jabatan serta fasilitasnya   sangat kuat dari pada pemahaman dan pelaksanaan esensi pokok jabatan tsb.
Kalaulah jabatan dianggap amanah maka orang pasti bisa lebih sadar diri dan banyak berserah pada pertolonganNYA. Manakala jabatan dimaknai sebagai ketiban anugerah maka jabatan bisa diperlakukan sebagai sapi perah.
Salam amanah !!!