Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Norwegia Utara di Musim Gugur #12

15 Januari 2025   15:42 Diperbarui: 15 Januari 2025   15:45 22 0

Lofoten

Pada mulanya sesuatu yang besar pasti berawal dari satu pemikiran, perenungan. Lalu diikuti tindakan - tindakan kecil. Pemikiranpun berkembang, aksi membesar. Kristalisasi, pola dan abstraksi terbentuk semakin nyata. Bertumbuh, berlanjut, berkembang dan bertumbuh lagi. Dan seterusnya.

Demikian juga yang terjadi dengan kepulauan Lofoten. Yang semula hanya desa nelayan di kepulauan terpencil sepi di Norwegia utara. Timbul satu pemikiran, entah oleh siapa atau pihak mana. Lofoten yang dianggap potensial sebagai tujuan wisata dikembangkan dan terus dikembangkan. Kini selain tetap fungsional sebagai kampung nelayan, Lofoten bertransformasi. Menjadi destinasi wisata kelas dunia, andalan baru turisme negeri Norwegia.

Lofoten adalah kepulauan dengan tujuh pulau besar. Membentang liar dan dramatis sepanjang 250 kilometeran.

Berupa gunung dan perbukitan batu menjulang - julang. Yang seolah - olah muncul misterius begitu saja dari kedalaman laut Norwegia. Berada di garis lingkaran artika, wisata Lofoten menyajikan panorama alam liar menantang. Penampakannya yang unik, saat menjelajah di sana kita seolah singgah di dunia yang lain.

Alam liar terpadu dengan desa - desa nelayan bercat mencolok warna warni berderet di sepanjang garis pantai kaki gunung, menghadirkan pengalaman visual tak biasa.

Walaupun dewasa ini Lofoten belum begitu ramai dibanding dengan tujuan wisata mainstream di barat daya Norway, namun setiap tahun kepulauan ini dikunjungi wisatawan dari seluruh penjuru dunia, semakin tahun kunjungan wisata semakin meningkat jumlahnya.

Memenuhi rasa penasaran karena melihat berbagai tayangan dan cerita tentang desa nelayan Lofoten, hari ini kami berdua bersama istri dan teman - teman rombongan tur akan mulai menjelajahi destinasi baru non main stream ini.

Berlelah - lelah, menempuh jarak puluhan ribu kilometer dari tanah air, menggunakan berbagai moda transportasi. Ingin menjadi saksi mata keindahan alam kreasi Tuhan, gunung dan pantai - pantai liar berpadu dengan kreasi karya manusia. Yakni jalanan panjang nan lengang dilingkungi alam mempesona, jembatan - jembatan unik penghubung pulau - pulau. Dan tentu saja desa - desa nelayan yang telah ada sejak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun lalu.

Setelah sepanjang pagi menjelajah  Abisko National Park siang itu Michael, driver kami menghela bus putih. Membawa kami meneruskan pengembaraan menuju kepulauan Lofoten.

Dari Abisko kota kecil perbatasan Swedia - Norwegia di utara, bus meluncur ke selatan, merambah jalanan  lengang nan sayup. Akan menempuh perjalanan sekitar lima jam.

Meninggalkan Abisko, bus melewati wilayah yang seakan sudah memasuki musim dingin. Sepanjang mata memandang putih semata.
Walaupun sejatinya berdasar kalender, saat ini bumi utara masih berada di pertengahan musim gugur.

Melewati pos kecil perbatasan negara Swedia dan Norwegia, Michael hanya melapor dan membuat catatan kecil di pos itu. Tidak ada pemeriksaan paspor, walaupun hanya sekedar sampling. Sama ketika masuk ke Abisko kemarin, juga tidak ada pemeriksaan paspor.

Inilah salah satu cermin dari negara - negara bahagia. Memiliki rasa saling percaya terhadap sifat baik insan. Bahkan juga terhadap orang asing.

Meninggalkan pos perbatasan, sepanjang siang dan sore itu, kami merasai pengalaman perjalanan indah. Menikmati berbagai variasi panorama dua musim, musim dingin dan gugur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun