Bagi saya, saat membaca salah satu itin tur Iceland adalah akan mengunjungi Blue Lagoon, angan melayang balik ke masa mahasiswa di Yogya, 45 tahun lalu.
Saat itu ada film Hollywood yang meledak di pasaran, berjudul Blue Lagoon. Sangat laku bukan karena filmnya yang bagus, namun karena pesona sosok bintang wanitanya. Bernama Brooke Shields, seorang remaja jelita rupawan, kelahiran New York.
Brooke Shields yang menawan itu digandrungi oleh wanita dan tentu saja juga oleh para pria.
Barangkali para wanita mengagumi, dan ingin bisa bersolek berdandan menjadi sejelita Brooke. Sedangkan para pria tentu saja sudah sifat bawaannya sebagai pendamba gadis kinclong rupawan.
Kala itu Brooke Shields disebut sebagai jelmaan Liz Taylor, juga bintang Hollywood yang sangat cantik. Sangat terkenal saat memerankan Cleopatra, sang ratu Mesir. Film fenomenal, dan orang mengidentikan Cleopatra dengan Liz Taylor. Padahal menurut para sejarawan peneliti, sejatinya Cleopatra itu berkulit hitam.
Saya salah satu yang termasuk ngefans dengan Brooke Shields kala itu. Bahkan menjabani sampai dua kali nonton film Blue Lagoon di bioskop. Tentu sekarang sudah lupa bagaimana ceritanya, namun wajah remaja Brooke Shields tak pernah terlupakan.
Saya juga setuju kalau dibilang Brooke Shields itu mirip Elizabeth Taylor muda.
Bahkan saya menambahkan satu sosok lagi kelompok wanita yang merekah, bak mawar merah itu. Bukan bule, tapi ningrat Jawa. Tepatnya seorang putri Mangkunegaran Solo. Ya betul, putri itu dikenal sebagai gusti Nurul, yang bernama lengkap Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumo Wardhani.
Foto hitam putih putri Solo luwes nan rupawan itu banyak disimpan oleh pria Nusantara. Bahkan Bung Karno muda dan Hamengku Buwono muda terpikat, naksir ingin mempersuntingnya. Namun gusti Nurul lebih memilih orang biasa sebagai suaminya. Seterusnya hidup tenang dalam pernikahan sampai wafatnya di kota kembang, Bandung.
Saya pernah mengagumi fotonya dan membayangkan, kala saudara yang seumuran putri Solo jelita itu bercerita. Konon saat remaja, sering pada sore hari yang cerah gusti Nurul suka berkuda berkeliling ke beberapa wilayah budaya.
Kuda dipacu pelan - pelan, lenggat - lenggut, menyusuri jalan - jalan sempit dengan bangunan magrong - magrong di kiri kanannya. Yakni kampung batik Kauman dan Laweyan Solo.
Orang - orang menyambut mengelu elukan sang putri. Dan banyak pula para pria mengintip dari balik regol dan tembok - tembok besar itu, kagum dan terpesona. Barangkali pada mengkhayal, seandainya ... ya hanya seandainya dst.
Brooke Shields, Liz Taylor, gusti Nurul adalah wanita yang memiliki jegreg dan aura sempurna. Wanita impian sebagaimana wanita - wanita yang dilukis Basuki Abdullah, wanita mawar merah mooi idaman.....
Lamunan di suhu 10 celcius itu buyar terputus, saat Sinyo mengumumkan kalau sudah waktunya rombongan kita masuk arena berendam di Blue Lagoon.
Setiap peserta dibagi gelang dengan mata elektronik. Yang akan mencatat dan mengakses aktivitas kita selama di lagoon.
Sebelum berendam, para pengunjung harus bebersih mandi di shower dekat locker.
Saat melangkah di udara terbuka menuju kolam rendam dengan dada telanjang, badan bergetar menggigil, ndrodog.Terasa dingin menusuk.
Untung hanya beberapa detik, kalau jarak itu harus satu menit ditempuh, mungkin kita akan mati berdiri. Namun begitu kaki tercelup menjejak kolam, rasa hangat merayapi. Rasa dingin langsung menghilang.
Seolah energi yin dan yang berpadu dan bersinergi dalam setiap tubuh yang sedang berendam. Terasa nyaman sensasional merayapi. Itu menimbulkan efek emosional tak biasa. Para senior itu tiba - tiba berubah seperti anak - anak yang dikasih mainan. Bergembira ria, mondar mandir berenang - renang, gembira kesana kemari. Berubah menjadi bocah tua yang polos, tanpa beban dan ceria.
Berseliweran, bercanda tak habis dan tak lelah.
Tentu saja tak melewatkan free masker lumpur dan satu gelas minuman yang melengkapi paket berendam ini.
Ada beberapa jenis masker yang ada di counter di tengah lagoon. Warna hitam, hijau serta putih. Yang free adalah warna putih, konon masker untuk pereda kecapaian dan ketegangan.
Yang lumpur hitam dan hijau berbayar untuk anti aging dan satunya untuk gloowing. Kalau pingin yang berbayar tinggal menyodorkan gelang untuk dipindai, bayarnya nanti kalau mau pulang.
Jatah dua jam waktu berendam terasa cepat berlalu. Tiba - tiba sudah waktunya mentas.
Kami meninggalkan Blue Lagoon dengan tubuh segar, nyaman dan agak lemas serta kantuk. Seperti habis mendapat treatment massage otot dari ahlinya.
Kami menuju resto di tepi laut, berdekatan dengan kampung nelayan.
Naik bus terkantuk - kantuk menuju resto masih membayangkan blue lagoon. Tadi sempat melihat beberapa foto yang dipajang di dinding gedung. Foto orang berendam saat muncul Aurora Borealis hijau di langit. Foto yang lain suasana berendam saat mid night sun terjadi di Iceland.